Pada chapter 2 : “Creating Community with Media : History, Theories and Scientific Investigations membahas bagaimana perkembangan atau
regenerasi masyarakat dari penggunaan media lama ke media baru dengan adanya
mediasi komunikasi serta hubungan antar media dengan masyarakat baru tersebut. Bagian pertama menggambarkan tiga periode sejarah ketika hubungan antara masyarakat dan media telah menjadi pusat. Sebuah deskripsi singkat dari media baru
juga disediakan disini. Bagian kedua membahas transformasi
konsep masyarakat dari studi sosiologis lokalitas-berorientasi awal yang dilakukan dari pemeriksaan
multi
disiplin
dari fasilitas
komunikasi berbasis internet
di mana tidak ada 'tempat' geografis. Bagian ketiga memberikan
ilustrasi dari tiga
jenis studi
yang terkait antara masyarakat dan media: skala kecil media elektronika, jaringan
informasi masyarakat, dan diskusi
publik dan debat melalui
jaringan elektronik. Bagian keempat
dan terakhir meneliti pendekatan metodologis utama dan menunjukkan kontur agenda
penelitian yang berorientasi pada eksplorasi lebih lanjut dari antarmuka antara masyarakat
dan media baru.
Segala perkembangan yang ada di dunia ini tentu
memiliki dampak, begitu juga dengan kehadiran teknologi (media) yang tentu saja
memberikan berbagai aspek yang berpengaruh dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
Aspek positifnya antara lain kehadiran teknologi baru akan menghapus
ketidaksetaraan dan kejahatan dalam masyarakat, pendidikan akan meningkat,
warga menjadi aktif dalam perdagangan dengan adanya kepemimpinan ekonomi baru
yang lebih berkembang, selain itu masyarakat umum percaya bahwa hilangnya
nilai-nilai
tradisi masyarakat internasional karena kurangnya fasilitas dan
teknologi dapat kembali dengan berkomunikasi
melalui internet.
Sedangkan aspek negatifnya antara
lain teknologi baru ditakutkan
akan dijadikan sebagai alat potensial
untuk propaganda politik, televisi dan film, apalagi, diduga mampu merusak
tatanan masyarakat, deformasi pikiran muda dan merendahkan
warisan budaya.
Hal-hal baru tentu akan membawa karakteristik yang
mungkin berbeda dengan hal-hal yang sudah ada begitu juga dengan media baru. Karakteristik
yang melekat pada media baru antara lain adanya transformasi dalam cara-cara
individu saat menggunakan media untuk menentukan tempat dan fungsi-fungsi media
ini dalam kehidupan mereka sehari-hari. Media baru adalah fenomena konstruksi sosial dan sering menyimpang secara substansial
dari maksud perancang aslinya. Selain itu, media baru juga melibatkan
desentralisasi saluran untuk distribusi pesan, peningkatan kapasitas yang
tersedia untuk transfer pesan berkat satelit, jaringan kabel dan komputer,
peningkatan pilihan yang tersedia untuk penonton untuk terlibat dalam proses
komunikasi, seringkali melibatkan
bentuk komunikasi
yang interaktif, dan peningkatan tingkat fleksibilitas untuk menentukan
bentuk dan isi melalui digitalisasi pesan. Digitalisasi disini berarti bahwa isi dari satu medium dapat
ditukarkan dengan yang lain. Perkembangan media
baru biasanya banyak
berhubungan dan mencakup teknologi seperti CD-I dan CD-ROM
, jaringan televisi kabel dan komputer, berbagai komunikasi melalui komputer
(CMC) perkembangan seperti e -mail, berita-kelompok dan daftar diskusi,
dan layanan realtime
chatting, dan layanan
berita berbasis internet yang disediakan oleh surat kabar tradisional dan penyiaran.
Tahap perkembangan kajian antara media dan komunitas
terbagi menjadi dua gelombang. Yang pertama yaitu gelombang masyarakat dan
pembelajaran media. Pada tahap ini sebuah studi mengemukakan bahwa pembaca di
daerah perkotaan lebih berkarakteristik daripada masyarakat tradisional. Di kota, pembaca lebih memiliki ketertarikan pada berita
dari luar daerah sedangkan pada masyarakat tradisional lebih suka membaca berita lokal. Penggunaan media dan partisipasi
masyarakat merupakan refleksi dari sifat-sifat individu.
Surat kabar juga mengintegrasikan individu ke dalam sebuah komunitas. Koran lokal dapat memberikan kontribusi konsensus untuk masyarakat setempat, ia menyelidiki peran keluarga,
kohesi sosial dan partisipasi masyarakat
di surat kabar komunitas pembaca. Integrasi masyarakat dan keterlibatan masyarakat terkait
dengan perhatian yang lebih besar terhadap surat kabar lokal.
Hubungan antara media dan masyarakat
dilihat sebagai salah satu konsekuensi dari masyarakat
yang menggunakan media.
Gelombang
yang kedua yaitu media komunitas elektronik. Adanya perkembangan teknologi
rekaman video portabel dan sistem distribusi televisi kabel pada akhir tahun 1960 dan awal 1970-an membuat
berbagai
kelompok menggunakan
teknologi komunikasi ini sebagai
inisiatif saat akan melakukan tindakan untuk masyarakat. Media dalam konteks ini juga menciptakan 'media komunitas' yang mengacu pada berbagai macam bentuk dimediasi komunikasi: media elektronik seperti radio dan televisi, media cetak seperti koran
dan majalah, dan jaringan elektronik kemudian berinisiatif merangkul karakteristik baik
cetak tradisional dan media
elektronik. Selain
itu, adanya televisi menjadikan masyarakat bekerja sama dengan staf stasiun
televisi dalam membuat ide dan produksi program yang akan dihasilkan. Namun,
dalam beberapa ulasan diungkapkan bahwa beberapa kelompok dimanfaatkan oleh
media elektronik skala kecil untuk tujuan politik dan budaya. Penggagas media
komunitas yang sering berlebihan mengekspresikan diri atas kebutuhan orang
melalui media.
Dan masalah ini
menyebabkan pembentukan struktur organisasi yang profesional bertentangan
dengan tujuan-tujuan yang berorientasi pada masyarakat asli.
Perkembangan
jaman menjadikan terjadinya perubahan formulasi pada masyarakat. Hal ini dapat
dibuktikan dengan munculnya komunitas virtual. Komunitas virtual adalah
kumpulan atau sekelompok orang yang muncul berdasarkan adanya kepentingan yang
sama oleh berbagai pihak dan timbulnya interaksi secara berkesinambungan oleh
pihak-pihak yang terlibat dalam komunitas tersebut. Komunitas ini terbentuk
bukan lewat dunia nyata melainkan lewat dunia maya karena interaksi antar
anggotanya yang intens di dunia maya sehingga menjadikan mereka memiliki
kesenangan yang sama. Pencetus pertama kali istilah ini adalah Rheingold dalam
bukunya The Virtual Community : Homesteading pada Electronic Frontier (2000)
yang menjelaskan bahwa pada masyarakat virtual, mereka seringkali berdebat,
terlibat dalam wacana intelektual, melakukan perdagangan, pertukaran
pengetahuan, berbagi dukungan emosional, membuat rencana, brainstorming,
gossip, perseteruan, jatuh cinta, mencari teman dan kehilangan mereka, bermain
game, menggoda, membuat seni tinggi sedikit dan banyak omong kosong.
Orang-orang di komunitas virtual melakukan hampir segala sesuatu yang orang
lakukan dalam kehidupan nyata, namun mereka melakukannya di dunia maya.
Ada komunitas
virtual maka terdapat pula komunitas organic. Komunitas organik adalah
kebalikan dari komunitas virtual, komunitas ini terbentuk lewat dunia nyata.
Namun diantara keduanya memiliki perbedaan karakteristik yang cukup signifikan.
Perbedaan karakteristik antara
komunitas virtual dan komunitas organic:
Characteristic
|
Organic
|
Virtual
|
Composition and activity
|
Tight group (age) Several activities
|
Loose affiliation
Special activities
|
Social organization
|
Tied to place and time
|
Not tied to place and time
|
Language and interaction
|
Verbal and non-verbal
|
Verbal and paralanguage
|
Culture and identity
|
Total singular
Homogeneous
|
Partial plural
Heterogeneous
|
Source: van Dijk, 1998: 45
Komunitas
virtual:
a) Orang-orang
di komunitas virtual melakukan hampir segala sesuatu yang orang lakukan dalam
kehidupan nyata. Komunitas virtual yang digambarkan sebagai orang-orang dengan
hubungan yang relatif longgar. Orang-orang di komunitas virtual menggunakan
kata-kata di layar untuk berbasa-basi dan berdebat, terlibat dalam wacana
intelektual, melakukan perdagangan, pertukaran pengetahuan, berbagi dukungan
emosional, membuat rencana, brainstorming, gossip, perseteruan, hubungan
percintaan, mencari teman, bermain game, menggoda, membuat seni tinggi sedikit
dan banyak omong kosong.
b) Tidak
peduli dengan pertimbangan-pertimbangan waktu dan tempat. mereka adalah
masyarakat yang tidak terikat pada tempat tertentu atau waktu , tapi yang masih
melayani kepentingan umum di bidang sosial, kultural dan mental realitas mulai
dari umum ke kepentingan khusus atau kegiatan ( 1998: 40 ) .
c) parabahasa
berkembang dengan baik
d) Pluralistik
dan heterogen dalam komposisi. Dalam keanggotaan mereka pasti berasal dari berbagai
wilayah yang mengakibatkan timbulnya heterogenitas masyarakat.
Komunitas organik:
a) Komunitas
organik dapat dicirikan oleh ikatan yang kuat di antara anggota mereka. Ikatan
yang kuat ini terjadi karena mereka selalu bertatap muka dengan intens di dunia
nyata, sehingga mereka lebih bisa mengenali karakteristik masing-masing
individu dalam proses komunikasinya, sehingga mereka mampu menjalin hubungan
yang kuat.
b) Didasarkan
pada waktu dan tempat
c) Adanya
perkembangan verbal dan nonverbal
d) Merefleksikan
keanggotaan yang homogeny. Keanggotaan yang terbentuk biasanya karena adanya
kecocokan atau ketertarikan tertentu dalam suatu hal yang sama satu sama lain
serta memiliki karakteristik kebudayaan yang sama. Sehingga keanggotaan mereka
bersifat homogen.
Agenda riset yang menarik terkait dengan komunitas dan
penggunaan media baru yaitu Media Elektronik Kecil yang merupakan sebuah
kompilasi penelitian dari media dan komunitas (Jankowski, 2001).
Penelitian dengan Media Elektronik Kecil ini sudah mulai disiapkan dari satu
decade lalu untuk mempelajari komunitas dengan mengunakan metode penelitian
kualitatif (Jankowski, 1991). Selain perkembangan dalam metode,
kemajuan juga sedang dibuat dalam menentukan pertanyaan-pertanyaan kunci bagi
komunitas dan media (Jankowski, 2001). , Salah satu penelitian Media Elektronik Kecil yaitu riset yang dilakukan
oleh Mitchell yaitu berupa sebuah
penelitian tentang media dan komunitas. Dalam penelitian ini Mitchell (2001)
mengeksplorasi bagaimana komunitas radio perempuan dapat berfungsi sebagai alat
untuk pemberdayaan perempuan. Selain itu stasiun radio perempuan dan
proyek-proyek dari radio ini menyebar di
seluruh Eropa. Mitchell meneliti bagaimana radio dapat digunakan untuk
mengembangkan ruang publik feminis atau ruang public yang diperuntukan untuk
para wanita. Dalam penelitian tersebut berkaitan erat antara penggunaan media
baru serta komunitas, bahwa penelitian itu menjelaskan bahwa kegunaan dari
media bisa lebih bervariasi artinya media tidak hanya sebagai penyalur
informasi saja namun kini sudah mengalami perkembangan yang lebih luas dalam
kegunaanya, seperti halnya dalam penelitian tersebut media bisa menjadi alat
yang menyatukan sebuah komunitas dan juga berfungsi sebaliknya, hal itu
ditunjukan dengan radio sebagai media digunakan untuk alat menyatukan komunitas
terlihat dari program radio perempuan ini dapat berfungsi sebagai alat untuk
pemberdayaan perempuan agar para perempuan ini atau komunitas perempuan ini
bisa mendapat ruang public yang lebih luas lagi dan inilah hal menarik dari
riset tersebut karena komunitas terkait dengan penggunaan media baru.
Lievrouw, Leah A. & Sonia Livingstone. 2006, Handbook of New Media : Social Shaping and Social Consquences of ITCs, Sage Publication Ltd. London. Chapter 2 : “Creating Community with Media : History, Theories and Scientific Investigations
1 komentar:
sama-sama gan :)
Posting Komentar