NAMA : RESYA NUR INTAN PUTRI
NIM : F1C012028
MATA
KULIAH : RETORIKA
URGENSI RETORIKA DALAM DUNIA KOMUNIKASI
Pengertian
Retorika
Titik tolak retorika adalah berbicara yang merupakan
suatu kemampuan khusus pada manusia. Bahasa dan pembicaraan itu muncul, ketika
manusia mengungkapkan dan menyampaikan pikirannya kepada manusia lain. Jadi,
retorika dapat diartikan sebagai suatu seni untuk berbicara, yang dipergunakan
dalam proses komunikasi antarmanusia. Kesenian berbicara ini bukan hanya
berarti lancar, tetapi juga harus efektif dan efisien. Retorika modern mencakup
ingatan yang kuat, daya kreasi dan fantasi yang tinggi, teknik pengungkapan
yang tepat dan daya pembuktian serta penilaian yang tepat. Retorika modern
adalah gabungan yang serasi antara pengetahuan, pikiran, kesenian dan
kesanggupan berbicara (Hendrikus 14:1991).
Hubungan antara Retorika dengan
Komunikasi
Retorika yang merupakan seni untuk berbicara tentu
memiliki hubungan dengan proses komunikasi. Komunikasi dalam konteks ini adalah
suatu proses penyampaian informasi dari komunikator kepada komunikan, sehingga
komunikan mengerti apa yang dimkasudkan dan apa yang diinginkan oleh
komunikator. Dalam retorika proses komunikasi sangatlah penting. Seorang retor
harus mampu mengkomunikasikan isi pesannya secara baik dan efektif kepada
khlayak. Jadi seorang retor harus memahami pola komunikasi yang digunakan dalam
menyampaikan isi pesannya, dan pola komunikasi itu dapat diketahui dari jenis
khalayak yang akan menyimaknya. Hal ini penting agar dapat terjadi proses
komunikasi yang efektif. Faktor bahasa juga tak kalah penting, karena apabila
kedua pihak itu akan saling mengerti apabila menggunakan bahasa yang sama. Jadi,
retorika tentu tidak akan terlepas dari proses komunikasi, dan dapat dikatakan
bahwa komunikasi secara mutlak merupakan bagian dari retorika. Retorika
merupakan satu bidang ilmu yang penting dewasa ini. Banyak pria dan wanita yang
mampu memperoleh sukses besar dalam hidup dan karirnya sebagai pemimpin berkat
penguasaan ilmu retorika, sebab penguasaan teknik berbicara akan mempertinggi
kepercayaan terhadap diri dan memberi rasa pasti kepada orang yang
bersangkutan.
Pentingnya
Retorika dalam Dunia Komunikasi
Manusia memang satu-satunya makhluk
yang diciptakan memiliki akal sehingga manusia bisa berpikir dengan menggunakan
akalnya dalam kehidupan sehari-hari. Namun masalahnya banyak orang yang kurang
sadar seberapa pentingkah mereka berbicara. Banyak orang berbicara dan
berkomunikasi dengan orang lain dengan seenaknya sendiri tanpa memikirkan apa
dampak yang akan terjadi, apakah yang mereka komunikasikan mampu mengubah
perilaku orang lain yang berbicara dengannya? Atau malah menimbulkan persepsi
yang justru seolah kita berbicara secara kacau dan tidak ada esensinya? Tentu
saja hal ini merupakan hal yang tidak seharusnya terjadi. Mengapa kita bersusah
payah mempelajari sesuatu yang kita pelajari setiap hari? Kita juga toh tidak
mempelajari bagaimana cara berjalan atau cara makan atau cara tidur,
perilaku-perilaku rutin yang kita lakukan sepanjang waktu. Terbiasa
berkomunikasi sebenarnya belum berarti memahami berkomunikasi karena memahami
komunikasi manusia berarti memahami apa yang terjadi selama komunikasi
berlangsung.
Dimanapun kita tinggal dan apapun
pekerjaan kita, kita selalu membutuhkan komunikasi dengan orang lain. Jadi
bukan hanya dosen, politikus, pengacara, penjual, atau pendakwah yang harus
terampil berkomunikasi, namun hampir semua jabatan. Banyak orang gagal karena
mereka tidak terampil berkomunikasi. Maka dari itu bila ada yang mengatakan
“Tidak ada yang sukar tentang komunikasi, komunikasi adalah kemampuan alamiah
dan setiap orang mengetahui apa komunikasi itu dan mampu melakukannya”, ini
merupakan suatu kekeliruan. Setiap orang memang mampu berkomunikasi tapi tidak
semua orang mampu berkomunikasi secara tepat pada saat yang tepat pula. Apalagi
dalam melakukan komunikasi kepada khayalak atau bisa disebut dengan public speaking, tidak semua orang mampu
melakukannya karena dibutuhkan pengetahuan mendalam mengenai teknik-teknik
khususnya. Namun ini bukan berarti menjadi semacam anggapan bahwa public speaking atau retorika adalah
suatu hal yang sulit. Berbicara itu sama sekali tidak sulit. Orang
hanya harus mengucapkan kata-kata yang tepat, pada saat yang tepat, kepada
pendengar yang tepat. Disinilah pentingnya penguasaan teknik retorika.
Sebagai mahasiswa jurusan ilmu komunikasi, secara
umum kemampuan berbicara seharusnya sudah dapat diandalkan, bahkan untuk
orang-orang yang bukan berstatus sebagai mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi
kemampuan berbicara juga sangatlah penting karena tidak mungkin ada manusia
yang tidak berkomunikasi sepanjang hidupnya. Dengan mempelajari retorika maka
kita akan lebih mampu membina sifat saling pengertian serta menumbuhkan
kedamaian bermasyarakat melalui keahlian bertutur kata. Adapun manfaat
mempelajari retorika diantaranya ialah membimbing pembicara dalam mengambil
keputusan, membimbing pembicara memahami kejiwaan pendengar, membimbing
pembicara menemukan ulasan yang baik dan membimbing pembicara mempertahankan
argumen yang benar dengan alasan yang masuk akal.
Retorika
sangatlah penting untuk dipelajari oleh mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi
karena sebagai pendukung dalam proses berkomunikasi agar kita mampu berbicara
lebih baik, dengan adanya seni-seni berbahasa maka suatu informasi yang
disampaikan dapat dicerna dan dipahami dengan mudah oleh pendengar. Disinilah
tantangan yang sebenarnya dalam proses berkomunikasi dengan orang lain, yaitu
mengenai seberapa efektif dan efisien kah kita mampu membuat orang lain
memahami apa yang kita bicarakan.
Di dalam masyarakat umumnya dicari para pemimpin
atau orang-orang yang berpengaruh, yang memiliki kepandaian di dalam hal
berbicara. Dalam segala bidang kepandaian berbicara atau keterampilan
mempergunakan bahasa secara efektif sangat diandalkan. Dalam Sejarah Dunia
justru kepandaian berbicara atau berpidato merupakan instrumen utama untuk
mempengaruhi massa. Hal ini tidak dapat dipungkiri kebenarannya, sebagai contoh
adalah Presiden Pertama Indonesia, Ir. Soekarno memiliki kemampuan berbicara
yang sangat bagus. Bahkan di jaman kemerdekaan saat itu pidatonya akan selalu
dinanti, hal ini terjadi karena beliau sangat pandai dalam berpidato. Beliau
sanggup mengajak audiens masuk ke dalam alur yang beliau ciptakan tanpa menimbulkan
rasa bosan tetapi justru memunculkan kobaran smangat membara pemuda Indonesia.
Hingga saat ini dirasa belum ada orang yang mampu menyaingi kepiaiwaian dalam
berpidato.
Kemampuan berbicara terkadang bisa dibilang sebagai
kemampuan alamiah. Seseorang yang memiliki sifat supel, ekstrovert(terbuka),
dan mudah bergaul cenderung dinilai lebih pandai berkomunikasi. Hal ini berbeda
dengan orang yang memiliki sifat introvert atau berkepribadian tertutup yang
cenderung tak banyak bicara. Namun hal ini bukan menjadi tolok ukur mutlak
untuk mengetahui seberapa pandaikah seseorang mampu melakukan public speaking. Dapat dikatakan seperti
ini karena pada dasarnya kemampuan berbicara seseorang itu dapat dibentuk dan
dilatih.
Pengetahuan tentang retorika yang memadai dalam
proses komunikasi akan membawa keuntungan bagi pribadi yang bersangkutan dalam
berbagai bidang, yang secara umum dapat mendatangkan keuntungan seperti:
1) mengalami
kemudahan dalam proses komunikasi;
seseorang
yang menguasai teknik retorika dengan baik tidak akan kesulitan dalam
berkomunikasi, karena mereka mampu mengetahui dan memahami apa saja yang patut
dilakukan bila berhadapan dengan komunikan yang homogen meski dalam situasi non
formal atau dalam kehidupan sehari-hari.
2) memberi
kesempatan dan kemungkinan untuk mengontrol diri;
dengan
penguasaan retorika yang memadai seseorang akan mampu mengontrol diri dalam
berkomunikasi. Mereka akan berkomunikasi penuh dengan etika dan pertimbangan
tergantung dari lawan bicara dan situasi yang mereka hadapi.
3) menjadi
lebih lincah dalam pergaulan dan komunikasi antarmanusia;
seseorang
yang mengetahui seluk beluk retorika tentu akan mengerti bagaimana mereka
seharusnya bersikap dan berperilaku dalam proses komunikasi yang tujuannya
untuk terus menciptakan keefektifan dalam komunikasi yang mereka lakukan.
Semakin efektif komunikasi yang dapat diciptakan maka akan membuat lawan bicara
nyaman yang akhirnya membuat orang tersebut akan terus memiliki keinginan
menjalin hubungan dengan orang tersebut.
4) dapat
terbina sikap batin yang positif terhadap sesama dan dunia sekitar, yang dapat
memperbesar sukses dalam hidup dan karyanya;
kemampuan
komunikasi yang dapat menciptakan keefektifan dengan maksimal akan memberikan
dampak positif bagi kita dan lingkungan sekitar baik secara langsung maupun tak
langsung. Efek positif ini akan terus mengikuti kehidupan kita selama kita juga
senantiasa berlaku positif terhadap apapun. Atas dasar efek positi tersebut
kita dapat terus menjalin hubungan dengan orang lain yang dapat mempengaruhi
hidup kita. Hal ini memang berdasarkan fakta yang diketahui bahwa kemampuan
komunikasi merupakan salah satu dari 24 kemampuan penting yang mempengaruhi
kesusksesan hidup.
5) bahkan
dalam proses komunikasi yang sering, orang dapat menjadi semakin terbuka
terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain;
yang
dimaksudkan adalah komunikasi sehari-hari dengan orang yang kita temui. Semakin
sering orang berkomunikasi secara efektif, secara otomatis orang lain akan
mempersepsikan bahwa orang tersebut adalah orang yang terbuka meski tetap dalam
batasan-batasan tertentu. Dengan begitu orang lain akan mampu mengenali
kepribadian kita meskipun hanya melalui cara kita berkomunikasi dan hal ini
dapat membentuk karakter kita menjadi seorang yang ekstrovert.
Sudah bisa dipastikan seorang yang menguasai teknik
retorika secara baik pasti mampu berkomunikasi secara efektif dan efisien pula
karena keduanya berkaitan. Dalam proses komunikasi memang sering terdapat Noise yang menyebabkan terkadang apa
yang dikomunikasikan oleh seorang retor tidak dapat ditangkap sempurna oleh
komunikan, dengan adanya hal ini apapun yang dikomunikasikan oleh retor tidak
menjamin akan mengubah tingkah laku komunikan. Oleh karena itu komunikasi
retoris itu penting supaya apa yang diucapkan dapat didengar; apa yang didengar
dapat dimengerti; apa yang dimengerti dapat disetujui; apa yang disetujui dapat
diterima; apa yang diterima dapat dihayati dan apa yang dihayati dapat mengubah
tingkah laku.
DAFTAR PUSTAKA:
Hendrikus, Dori Wuwur. 1991.
Retorika. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Mulyana, Deddy. 2011. Ilmu
Komunikasi Suatu Pengantar. Rosda: Bandung
image source: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0q9bz6LTWeayvQwmUFmU0BnXHDu4yY-eR0smp01wNLIDbKGNmlsaFo2ryTSlG_720LP0aO_XczHHakZ2ZjNIz2G-MHR6XU8PUd5BJd8F3GG0pBQv1Rfu5y68_LtChKN7P8w3J9E3Hzl4/s1600/retorikauuuu.jpg
0 komentar:
Posting Komentar