NAMA : RESYA NUR INTAN PUTRI
NIM : F1C012028
TUGAS
MATA KULIAH TEORI KOMUNIKASI
ANALISIS
APLIKASI TEORI PERTUKARAN SOSIAL (SOCIAL EXCHANGE THEORY)
Teori
Pertukaran Sosial adalah teori yang memandang hubungan interpersonal sebagai
suatu transaksi dagang. Jadi, orang berhubungan dengan orang lain karena
mengharapkan sesuatu yang memenuhi kebutuhannya. Perumusan tersebut mengasumsikan bahwa interaksi
manusia melibatkan pertukaran barang dan jasa, dan bahwa biaya atau suatu
elemen dalam hubungan yang bersifat negatif (cost), pengambilan keputusan
antara akan melanjutkan hubungan atau mengakhirinya (outcome), dan imbalan,
atau elemen dalam hubungan yang bersifat positif (reward), dipahami dalam
situasi yang akan disajikan untuk mendapatkan respon dari individu-individu
selama interaksi sosial.
Jika imbalan dirasakan tidak cukup atau lebih banyak dari biaya, maka interaksi kelompok akan diakhiri atau individu-individu yang terlibat akan mengubah perilaku mereka untuk melindungi imbalan apa pun yang mereka cari. Pendekatan pertukaran sosial ini penting karena berusaha menjelaskan fenomena kelompok dalam lingkup konsep-konsep ekonomi dan perilaku mengenai biaya dan imbalan. Makin tinggi nilai hasil suatu perbuatan bagi seseorang, makin besar pula kemungkinan perbuatan itu diulanginya kembali. Asumsi Teori Pertukaran Sosial mengenai keadaan manusia (human nature):
Jika imbalan dirasakan tidak cukup atau lebih banyak dari biaya, maka interaksi kelompok akan diakhiri atau individu-individu yang terlibat akan mengubah perilaku mereka untuk melindungi imbalan apa pun yang mereka cari. Pendekatan pertukaran sosial ini penting karena berusaha menjelaskan fenomena kelompok dalam lingkup konsep-konsep ekonomi dan perilaku mengenai biaya dan imbalan. Makin tinggi nilai hasil suatu perbuatan bagi seseorang, makin besar pula kemungkinan perbuatan itu diulanginya kembali. Asumsi Teori Pertukaran Sosial mengenai keadaan manusia (human nature):
1) manusia mencari keuntungan dan menghindari hukuman;
2) manusia sebagai mahluk rasional;
3) standar-standar manusia menggunakan evaluasi biaya dan keuntungan
dari waktu ke waktu dan dari orang per
orang.
·
CONTOH
APLIKASI TEORI PERTUKARAN SOSIAL dalam KONTEKS KOMUNIKASI
ANTARPESONA/INTERPERSONAL:
Komunikasi
Antarpesona adalah komunikasi yang terjadi antara 2 orang yang dilakukan secara
langsung (face to face). Disini, saya mengambil contoh tentang hubungan antara
suami istri yang kemudian bercerai karena alasan tertentu. Berikut uraiannya:
Contoh
kasusnya adalah perceraian dari suami-istri karena adanya konflik diantara
mereka. Pada awal pernikahan kehidupan rumah tangga mereka rukun, mereka mampu
saling menghargai, dan berkomunikasi dengan baik satu sama lain. Namun keadaan
ini hanya berlangsung sementara waktu.. Permasalahannya adalah diketahui oleh sang
istri bahwa sang suaminya mempunyai istri simpanan dan sudah mempunyai anak.
Hal ini, tidak dapat ditolerir oleh sang istri sehingga menyebabkan perceraian.
ANALISIS :
Seperti
yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam Teori Pertukaran Sosial memiliki unsur
Cost, Reward, dan Outcome. Berkaitan
dengan kasus tersebut maka analisisnya sebagai berikut:
a. cost dalam hal ini
adalah adanya seorang yang merasa dirugikan yaitu sang istri, yang akhirnya
menyebabkan konflik diantara hubungan mereka;
b. reward
dalam
hal ini adalah tingkah laku positif dalam membangun kehidupan rumah tangga yang
rukun, walaupun hanya brlangsung selama waktu saja, namun dapat dilihat seperti
adanya sikap saling menghargai, membantu, dan komunikatif;
c. outcome
dalam
hal ini adalah adanya pengambilan keputusan untuk bercerai karena sang istri
merasa dirugikan. Ini terjadi karena dalam teori pertukaran sosial, bila
seseorang merasa dalam suatu hubungan interpersonal tidak memperoleh laba sama
sekali, maka ia akan mencari hubungan lain yang mampu mendatangkan laba;
d. Rationality
dalam
hal ini adalah adanya perubahan nilai dari rewards dalam konteks waktu dan
situasi terhadap sesuatu dan relasi sosial dalam kehidupan manusia. Sikap istri
untuk menceraikan suaminya dianggap rasional, karena bagi sang istri dia merasa
dirugikan dan tidak mendapat keuntungan lagi;
·
CONTOH
APLIKASI TEORI PERTUKARAN SOSIAL dalam KONTEKS KOMUNIKASI KELOMPOK:
Menurut
Michael Burgon ( dalam wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi kelompok yaitu
:
“ komunikasi kelompok sebagi interaksi secara tatap muka
antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti
berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggota
dapat mengingat karaktristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat.”
Contoh
kasusnya adalah, antara suatu kelompok distributor alat musik online yang masih sederhana dengan
beberapa anggota yang juga mempunyai tugas masing-masing dalam pendistribusian,
dengan suatu band yang sudah memiliki anggota tetap. Namun, beberapa anggota
dari band ini terkadang memiliki halangan saat mereka berkeharusan untuk
pentas. Kebetulan, salah satu anggota band mengenal baik salah satu distributor
alat musik tersebut. Maka dari itu, anggota band ini sepakat untuk mengajak
anggota kelompok pendistribusi alat musik ini, untuk menggantikan pentas
apabila ada anggota band yang berhalangan. Jadi tujuan mereka adalah saling
bekerja sama, karena mereka juga memiliki hobi sama-sama menyukai musik yang
anggota distributor alat musik ini juga mampu menguasai musik dengan baik. Band
ini juga sepakat, apabila mereka memerlukan peralatan baru untuk kebutuhan band
nya, mereka akan menggunakan barang-barang yang disediakan oleh kelompok
distributor ini Mereka menjadi sangat akrab, dan saling mengerti karakter satu
sama lain, sehingga memudahkan mereka dalam bekerja sama. Karena, sudah merasa
nyaman satu sama lain, akhirnya mereka semua sepakat untuk tetap bekerja sama,
dan menjadikan anggota distributor itu menjadi anggota cadangan/additional player.
ANALISIS :
Berkaitan
dengan kasus tersebut maka analisisnya sebagai berikut:
a. cost dalam hal ini
adalah hanya berupa tenaga yang lebih yang harus dikeluarkan apabila anggota
kelompok distributor menggantikan anggota band yang berhalangan dalam pentas.
Walaupun tidak ada yang dirugikan, namun anggota kelompok distributor tetap
mengeluarkan cost, yaitu berupa
tenaga;
b. reward
dalam
hal ini adalah adanya honor yang diterima oleh anggota kelompok distributor
saat mereka menggantikan anggota band dalam pentas dan adanya kemudahan dalam
membeli kebutuhan musik bagi band itu. Ini sesuai dengan asumsi teori
pertukaran manusia mengenai keadaan manusia, bahwa manusia mencari keuntungan
dalam menjalin sebuah hubungan;
c. outcome
dalam
hal ini adalah adanya keputusan untuk menjadikan kelompok distributor itu
sebagai anggota cadangan/additional
player, yang bertujuan untuk saling menggantikan apabila ada anggota band
yang berhalangan untuk pentas, ini artinya antara band dan kelompok distributor
tersebut memilih untuk melanjutkan hubungan;
d. rationality
dalam
hal ini adalah, keputusan dari anggota band, yang menjadikan kelompok distributor
itu menjadi additional player, yang
ini berarti hubungan diantara mereka akan terus berlanjut. Hal ini dianggap
rasional, karena mereka semua tidak ada yang merasa dirugikan, dan justru
saling membantu serta saling bergantung. Kelompok distributor itu tetap
mendapatkan honor apabila mereka menggantikan pentas, dan anggota band tetap
mampu menjalankan urusannya masing-masing tanpa khawatir dengan band mereka,
karena sudah digantikan oleh kelompok distributor.
·
CONTOH APLIKASI
TEORI PERTUKARAN SOSIAL dalam KONTEKS KOMUNIKASI ANTARBUDAYA:
Komunikasi Antarbudaya adalah komunikasi yang terjadi diantara orang-orang
yang memiliki kebudayaan yang berbeda (bisa berbeda ras, etnik, atau
sosioekonomi, atau gabungan dari semua perbedaan ini). Dalam hal ini saya
mengambil kasus mengenai orang Jawa, yaitu Bapak Sumarno yang mengadakan kenduri, mengundang tetangganya yang
etnis cina yaitu keluarga Bapak Ahong. Dalam hal ini Bapak Sumarno tersebut
tidak mempermasalahkan permasalahan etnis sehingga Pak Sumarno ini mengundang
semua tetangganya. Bapak Sumarno saat itu mengadakan kenduri besar dengan
berbagai makanan yang disajikan. Pada perayaan Imlek, keluarga Pak Ahong merayakannya. Lalu Pak Ahong memberikan angpao kepada putra dan putri dari Pak
Sumarno masing-masing dengan nominal Rp 100.000. Berawal dari hal ini, Pak
Ahong dan Pak Sumarno menjalin hubungan yang baik, walaupun mereka berbeda etnis
dan tingkah laku karena berbedanya budaya mereka pula.
ANALISIS :
Berkaitan
dengan kasus tersebut maka analisisnya sebagai berikut:
a. cost dalam hal ini
adalah hanya berupa biaya yang dikeluarkan oleh masing-masing pihak, yaitu Pak
Sumarno dan Pak Ahong. Perbedaannya Pak Sumarno mengeluarkan biaya lebih besar
karena digunakan untuk membeli makanan untuk tetangga-tetangganya yang
berjumlah banyak. Sedangkan Pak Ahong mengeluarkan biaya untuk memberi angpao sebanding dengan makanan yang
beliau dan keluarganya nikmati;
b. reward
dalam
hal ini adalah adanya angpao yang diberikan oleh Pak Ahong kepada putra-putri
Pak Sumarno karena sebelumnya Pak Sumarno sudah mengundang Pak Ahong dalam kenduri;
c. outcome
dalam
hal ini adalah adanya suatu hubungan yang tercipta secara baik dan mereka
melanjutkan hubungan pertetanggaan ini, sehingga mereka mampu bertetangga
dengan rukun;
d. rationality
dalam
hal ini adalah, adanya keputusan untuk tetap menjalin hubungan harmonis
diantara mereka walaupun berbeda etnis, yang semuanya berawal dari adanya
pengundangan kenduri terhadap keluarga Pak Ahong, hal ini dianggap rasional
karena hubungan mereka terjalin atas sikap saling menghargai.
·
Bagaimana pendapat saudara penerapan Teori
Pertukaran Sosial dalam aktivitas manusia melakukan :
1) Kegiatan
sosial, seperti memberi sumbangan pada masyarakat yang tertimpa bencana?
2) Kegiatan keagamaan, seperti membangun tempat
ibadah, dll?
Jawaban:
1) Menurut
saya, penerapan teori pertukaran sosial dalam kegiatan sosial seperti memberi
sumbangan pada masyarakat yang tertimpa bencana, tetap memberikan dampak yang
positif kepada sang pemberi bantuan, walaupun timbal baliknya tidak selalu
setimpal dengan cost yang
dikeluarkan. Misalnya, seorang artis yang memberi sumbangan kepada korban
bencana banjir, akan menimbulkan simpati dari para korban bencana itu sendiri.
Maksudnya, para korban pasti akan mengenang kebaikannya dan memiliki citra yang
baik terhadap artis tersebut, walaupun mereka tidak membalas kebaikan artis
tersebut dengan jumlah yang sama. Mereka akan memiliki persepsi bahwa artis itu
dermawan dan rendah hati. Hal ini tentu dapat menguntungkan artis itu, karena
dia mampu menimbulkan citra yang baik dalam masyarakat, dan mungkin saja saat
artis itu terkena masalah, banyak orang-orang yang mendukungnya, akibat citra
yang ditimbulkan oleh kebaikan artis tersebut.
2) Menurut
saya, penerapan teori pertukaran sosial dalam kegiatan keagamaan seperti
membangun tempat ibadah, timbal baliknya juga hampir sama seperti yang terjadi
pada pelaksanaan dalam kegiatan sosial. Misalnya, adanya seseorang yang mewakafkan tanahnya untuk dibangun suatu
masjid. Dalam hal ini orang tersebut akan dianggap sangat dermawan karena mau
mewakafkan tanahnya demi kepentingan
banyak orang, sehingga orang-orang akan mengenang jasanya sampai kapanpun,
walaupun masyarakat yang menggunakan masjid tidak memberi balasan berupa uang
pengganti untuk tanah tersebut, namun orang itu pasti akan lebih dihormati
karena bersikap baik hati mau mewakafkan tanahnya demi kepentingan bersama.
Ø Jadi,
menurut saya penerapan teori pertukaran sosial dalam kegiatan sosial dan agama
memiliki hubungan yang berbanding lurus dengan pelakunya, walaupun reward yang diterima tidak sama wujudnya
dengan apa yang dikeluarkan, namun reward
yang diterima lebih kepada penghormatan dan penghargaan yang wujudnya tidak
secara fisik, hal ini juga diikuti dengan outcome
yang baik pula apalagi bila tidak ada pihak yang merasa dirugikan, dan hal ini
dianggap rasional.
image source: http://cdn.theatlantic.com/assets/media/img/posts/Screen%20Shot%202013-08-07%20at%203.03.33%20PM.jpg
0 komentar:
Posting Komentar