Selasa, Desember 31, 2013

ANALISIS APLIKASI TEORI PERTUKARAN SOSIAL (SOCIAL EXCHANGE THEORY)

NAMA      : RESYA NUR INTAN PUTRI
NIM           : F1C012028

TUGAS MATA KULIAH TEORI KOMUNIKASI
ANALISIS APLIKASI TEORI PERTUKARAN SOSIAL (SOCIAL EXCHANGE THEORY)
Teori Pertukaran Sosial adalah teori yang memandang hubungan interpersonal sebagai suatu transaksi dagang. Jadi, orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu yang memenuhi kebutuhannya. Perumusan tersebut mengasumsikan bahwa interaksi manusia melibatkan pertukaran barang dan jasa, dan bahwa biaya atau suatu elemen dalam hubungan yang bersifat negatif (cost), pengambilan keputusan antara akan melanjutkan hubungan atau mengakhirinya (outcome), dan imbalan, atau elemen dalam hubungan yang bersifat positif (reward), dipahami dalam situasi yang akan disajikan untuk mendapatkan respon dari individu-individu selama interaksi sosial.
Jika imbalan dirasakan tidak cukup atau lebih banyak dari biaya, maka interaksi kelompok akan diakhiri atau individu-individu yang terlibat akan mengubah perilaku mereka untuk melindungi imbalan apa pun yang mereka cari. Pendekatan pertukaran sosial ini penting karena berusaha menjelaskan fenomena kelompok dalam lingkup konsep-konsep ekonomi dan perilaku mengenai biaya dan imbalan. Makin tinggi nilai hasil suatu perbuatan bagi seseorang, makin besar pula kemungkinan perbuatan itu diulanginya kembali. Asumsi Teori Pertukaran Sosial mengenai keadaan manusia (human nature):
1) manusia mencari keuntungan dan menghindari hukuman;
2) manusia sebagai mahluk rasional;
3) standar-standar manusia menggunakan evaluasi biaya dan keuntungan dari waktu ke waktu    dan dari orang per orang.


·        CONTOH APLIKASI TEORI PERTUKARAN SOSIAL dalam KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPESONA/INTERPERSONAL:
Komunikasi Antarpesona adalah komunikasi yang terjadi antara 2 orang yang dilakukan secara langsung (face to face). Disini, saya mengambil contoh tentang hubungan antara suami istri yang kemudian bercerai karena alasan tertentu. Berikut uraiannya:
Contoh kasusnya adalah perceraian dari suami-istri karena adanya konflik diantara mereka. Pada awal pernikahan kehidupan rumah tangga mereka rukun, mereka mampu saling menghargai, dan berkomunikasi dengan baik satu sama lain. Namun keadaan ini hanya berlangsung sementara waktu.. Permasalahannya adalah diketahui oleh sang istri bahwa sang suaminya mempunyai istri simpanan dan sudah mempunyai anak. Hal ini, tidak dapat ditolerir oleh sang istri sehingga menyebabkan perceraian.
ANALISIS :
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam Teori Pertukaran Sosial memiliki unsur Cost, Reward, dan Outcome. Berkaitan dengan kasus tersebut maka analisisnya sebagai berikut:
a.       cost dalam hal ini adalah adanya seorang yang merasa dirugikan yaitu sang istri, yang akhirnya menyebabkan konflik diantara hubungan mereka;
b.      reward dalam hal ini adalah tingkah laku positif dalam membangun kehidupan rumah tangga yang rukun, walaupun hanya brlangsung selama waktu saja, namun dapat dilihat seperti adanya sikap saling menghargai, membantu, dan komunikatif;
c.       outcome dalam hal ini adalah adanya pengambilan keputusan untuk bercerai karena sang istri merasa dirugikan. Ini terjadi karena dalam teori pertukaran sosial, bila seseorang merasa dalam suatu hubungan interpersonal tidak memperoleh laba sama sekali, maka ia akan mencari hubungan lain yang mampu mendatangkan laba;
d.      Rationality dalam hal ini adalah adanya perubahan nilai dari rewards dalam konteks waktu dan situasi terhadap sesuatu dan relasi sosial dalam kehidupan manusia. Sikap istri untuk menceraikan suaminya dianggap rasional, karena bagi sang istri dia merasa dirugikan dan tidak mendapat keuntungan lagi;

·        CONTOH APLIKASI TEORI PERTUKARAN SOSIAL dalam KONTEKS KOMUNIKASI KELOMPOK:
            Menurut Michael Burgon ( dalam wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi kelompok yaitu :
“ komunikasi kelompok sebagi interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggota dapat mengingat karaktristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat.”
Contoh kasusnya adalah, antara suatu kelompok distributor alat musik online yang masih sederhana dengan beberapa anggota yang juga mempunyai tugas masing-masing dalam pendistribusian, dengan suatu band yang sudah memiliki anggota tetap. Namun, beberapa anggota dari band ini terkadang memiliki halangan saat mereka berkeharusan untuk pentas. Kebetulan, salah satu anggota band mengenal baik salah satu distributor alat musik tersebut. Maka dari itu, anggota band ini sepakat untuk mengajak anggota kelompok pendistribusi alat musik ini, untuk menggantikan pentas apabila ada anggota band yang berhalangan. Jadi tujuan mereka adalah saling bekerja sama, karena mereka juga memiliki hobi sama-sama menyukai musik yang anggota distributor alat musik ini juga mampu menguasai musik dengan baik. Band ini juga sepakat, apabila mereka memerlukan peralatan baru untuk kebutuhan band nya, mereka akan menggunakan barang-barang yang disediakan oleh kelompok distributor ini Mereka menjadi sangat akrab, dan saling mengerti karakter satu sama lain, sehingga memudahkan mereka dalam bekerja sama. Karena, sudah merasa nyaman satu sama lain, akhirnya mereka semua sepakat untuk tetap bekerja sama, dan menjadikan anggota distributor itu menjadi anggota cadangan/additional player.

ANALISIS :
Berkaitan dengan kasus tersebut maka analisisnya sebagai berikut:
a.       cost dalam hal ini adalah hanya berupa tenaga yang lebih yang harus dikeluarkan apabila anggota kelompok distributor menggantikan anggota band yang berhalangan dalam pentas. Walaupun tidak ada yang dirugikan, namun anggota kelompok distributor tetap mengeluarkan cost, yaitu berupa tenaga;
b.      reward dalam hal ini adalah adanya honor yang diterima oleh anggota kelompok distributor saat mereka menggantikan anggota band dalam pentas dan adanya kemudahan dalam membeli kebutuhan musik bagi band itu. Ini sesuai dengan asumsi teori pertukaran manusia mengenai keadaan manusia, bahwa manusia mencari keuntungan dalam menjalin sebuah hubungan;
c.       outcome dalam hal ini adalah adanya keputusan untuk menjadikan kelompok distributor itu sebagai anggota cadangan/additional player, yang bertujuan untuk saling menggantikan apabila ada anggota band yang berhalangan untuk pentas, ini artinya antara band dan kelompok distributor tersebut memilih untuk melanjutkan hubungan;
d.      rationality dalam hal ini adalah, keputusan dari anggota band, yang menjadikan kelompok distributor itu menjadi additional player, yang ini berarti hubungan diantara mereka akan terus berlanjut. Hal ini dianggap rasional, karena mereka semua tidak ada yang merasa dirugikan, dan justru saling membantu serta saling bergantung. Kelompok distributor itu tetap mendapatkan honor apabila mereka menggantikan pentas, dan anggota band tetap mampu menjalankan urusannya masing-masing tanpa khawatir dengan band mereka, karena sudah digantikan oleh kelompok distributor.

·        CONTOH APLIKASI TEORI PERTUKARAN SOSIAL dalam KONTEKS KOMUNIKASI ANTARBUDAYA:
Komunikasi Antarbudaya  adalah  komunikasi  yang terjadi diantara orang-orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda (bisa berbeda ras, etnik, atau sosioekonomi, atau gabungan dari semua perbedaan ini). Dalam hal ini saya mengambil kasus mengenai orang Jawa, yaitu Bapak Sumarno yang mengadakan kenduri, mengundang tetangganya yang etnis cina yaitu keluarga Bapak Ahong. Dalam hal ini Bapak Sumarno tersebut tidak mempermasalahkan permasalahan etnis sehingga Pak Sumarno ini mengundang semua tetangganya. Bapak Sumarno saat itu mengadakan kenduri besar dengan berbagai makanan yang disajikan. Pada perayaan Imlek, keluarga Pak Ahong merayakannya. Lalu Pak Ahong memberikan angpao kepada putra dan putri dari Pak Sumarno masing-masing dengan nominal Rp 100.000. Berawal dari hal ini, Pak Ahong dan Pak Sumarno menjalin hubungan yang baik, walaupun mereka berbeda etnis dan tingkah laku karena berbedanya budaya mereka pula.

ANALISIS :
Berkaitan dengan kasus tersebut maka analisisnya sebagai berikut:
a.       cost dalam hal ini adalah hanya berupa biaya yang dikeluarkan oleh masing-masing pihak, yaitu Pak Sumarno dan Pak Ahong. Perbedaannya Pak Sumarno mengeluarkan biaya lebih besar karena digunakan untuk membeli makanan untuk tetangga-tetangganya yang berjumlah banyak. Sedangkan Pak Ahong mengeluarkan biaya untuk memberi angpao sebanding dengan makanan yang beliau dan keluarganya nikmati;
b.      reward dalam hal ini adalah adanya angpao yang diberikan oleh Pak Ahong kepada putra-putri Pak Sumarno karena sebelumnya Pak Sumarno sudah mengundang Pak Ahong dalam kenduri;
c.       outcome dalam hal ini adalah adanya suatu hubungan yang tercipta secara baik dan mereka melanjutkan hubungan pertetanggaan ini, sehingga mereka mampu bertetangga dengan rukun;
d.      rationality dalam hal ini adalah, adanya keputusan untuk tetap menjalin hubungan harmonis diantara mereka walaupun berbeda etnis, yang semuanya berawal dari adanya pengundangan kenduri terhadap keluarga Pak Ahong, hal ini dianggap rasional karena hubungan mereka terjalin atas sikap saling menghargai.

·       Bagaimana pendapat saudara penerapan Teori Pertukaran Sosial dalam aktivitas manusia melakukan :
1)       Kegiatan sosial, seperti memberi sumbangan pada masyarakat yang tertimpa bencana?
2)       Kegiatan keagamaan, seperti membangun tempat ibadah, dll?
Jawaban:
1)      Menurut saya, penerapan teori pertukaran sosial dalam kegiatan sosial seperti memberi sumbangan pada masyarakat yang tertimpa bencana, tetap memberikan dampak yang positif kepada sang pemberi bantuan, walaupun timbal baliknya tidak selalu setimpal dengan cost yang dikeluarkan. Misalnya, seorang artis yang memberi sumbangan kepada korban bencana banjir, akan menimbulkan simpati dari para korban bencana itu sendiri. Maksudnya, para korban pasti akan mengenang kebaikannya dan memiliki citra yang baik terhadap artis tersebut, walaupun mereka tidak membalas kebaikan artis tersebut dengan jumlah yang sama. Mereka akan memiliki persepsi bahwa artis itu dermawan dan rendah hati. Hal ini tentu dapat menguntungkan artis itu, karena dia mampu menimbulkan citra yang baik dalam masyarakat, dan mungkin saja saat artis itu terkena masalah, banyak orang-orang yang mendukungnya, akibat citra yang ditimbulkan oleh kebaikan artis tersebut.
2)      Menurut saya, penerapan teori pertukaran sosial dalam kegiatan keagamaan seperti membangun tempat ibadah, timbal baliknya juga hampir sama seperti yang terjadi pada pelaksanaan dalam kegiatan sosial. Misalnya, adanya seseorang yang mewakafkan tanahnya untuk dibangun suatu masjid. Dalam hal ini orang tersebut akan dianggap sangat dermawan karena mau mewakafkan tanahnya demi kepentingan banyak orang, sehingga orang-orang akan mengenang jasanya sampai kapanpun, walaupun masyarakat yang menggunakan masjid tidak memberi balasan berupa uang pengganti untuk tanah tersebut, namun orang itu pasti akan lebih dihormati karena bersikap baik hati mau mewakafkan tanahnya demi kepentingan bersama.

Ø  Jadi, menurut saya penerapan teori pertukaran sosial dalam kegiatan sosial dan agama memiliki hubungan yang berbanding lurus dengan pelakunya, walaupun reward yang diterima tidak sama wujudnya dengan apa yang dikeluarkan, namun reward yang diterima lebih kepada penghormatan dan penghargaan yang wujudnya tidak secara fisik, hal ini juga diikuti dengan outcome yang baik pula apalagi bila tidak ada pihak yang merasa dirugikan, dan hal ini dianggap rasional.

image source: http://cdn.theatlantic.com/assets/media/img/posts/Screen%20Shot%202013-08-07%20at%203.03.33%20PM.jpg

0 komentar:

Posting Komentar