Perkembangan teknologi memang tidak
dapat dipisahkan dari manusia. Manusia lah yang menciptakan inovasi teknologi,
manusia yang menggunakannya, dan manusia pula yang merasakan dampaknya. Setiap
teknologi baru selalu akan membawa implikasi berupa aspek positif dan negatif
dalam masyarakat. Namun, pada dasarnya semua aspek tersebut juga diciptakan
oleh manusia itu sendiri yang berhubungan dengan bagaimana cara mereka dalam
menggunakan teknologi.
Media baru adalah istilah yang
dimaksudkan untuk mencakup kemunculan digital, komputer, atau jaringan
teknologi informasi dan komunikasi di akhir abad ke-20. Sebagian besar
teknologi yang digambarkan sebagai media baru adalah digital yang seringkali
memiliki karakteristik dapat dimanipulasi, bersifat jaringan, padat, mampat,
interaktif dan tidak memihak. Beberapa contoh, dapat berupa Internet, komputer
multimedia, permainan komputer, CD-ROMS, dan DVD. Singkatnya, Media baru
merupakan sebuah sebutan untuk menjelaskan konvergensi antara tekhnologi
komunikasi digital yang terkomputerisasi serta hubungan ke dalam jaringan.
Disisi lain, media baru akan membentuk perilaku komunikasi baru dalam
masyarakat yang membuat masyarakat juga memiliki kebiasaan baru dalam kehidupan
sehari-harinya. Salah satu media baru yang paling populer bagi masyarakat di
seluruh dunia yang juga menjadi objek pembahasan dalam esai ini adalah
Internet. Ciri media baru internet menurut Denis Mc Quail (Teori Komunikasi
Massa, Salemba, 2011;150). Pertama, internet tidak hanya berkaitan dengan
produksi dan distribusi pesan, tetapi
juga dapat disetarakan dengan pengolahan, pertukaran, dan penyimpanan. Kedua,
media baru merupakan lembaga komunikasi publik dan privat, dan diatur (atau
tidak) dengan layak. Ketiga, mereka tidak seteratur sebagaimana media massa
yang profesional dan birokratis.
Membahas mengenai internet, tentu
kita tidak akan pernah mampu membatasi informasi yang tersedia. Internet memang
sangat memudahkan kita dalam mengetahui berbagai informasi yang kita butuhkan
serta memudahkan kita dalam melakukan proses komunikasi. Masyarakat yang mampu
menggunakan internet dengan baik biasanya memiliki pikiran yang lebih terbuka.
Namun yang perlu disadari, semakin seseorang mampu menggunakan teknologi dan
media baru, semakin besar kemungkinan teknologi dan media baru tersebut membawa
perubahan dalam diri orang tersebut. Perubahan tersebut dapat berupa sistem
nilai, pola pikir, dan sikap.
Terkait dengan internet maka kita
tidak akan asing dengan istilah Komunitas Virtual atau dikenal pula dengan nama
Cyberspace/Cyber Society, yang mana pembentuk
komunitas virtual adalah multimedia. Komunitas virtual terbiasa menggunakan
istilah media untuk berkomunikasi yang pada akhirnya mereka juga terbiasa
dengan virtual reality atau dengan
kata lain adalah sebuah realitas semu yang terkadang berbeda dengan kenyataan
yang sebenarnya. Tergabung dalam sebuah komunitas virtual sebenarnya bukan
merupakan suatu hal yang salah, namun yang perlu diperhatikan adalah kehadiran
teknologi baru dapat menghasilkan sarana identitas tertentu. Media tidak hanya
mengubah bagaimana orang menggunakan media tetapi juga membuat orang pandai
memanipulasi identitas. Mereka yang sudah sangat menikmati dunia virtual belum
tentu menikmati dunia nyatanya, atau dengan kata lain mereka sebenarnya sadar
internet dapat menimbulkan ilusi bagi mereka namun mereka terkadang sulit
membedakan antara ilusi dengan dunia nyata. Secara sosial, hal ini dapat
memberikan implikasi berupa adanya perubahan hubungan sosial antar manusia.
Rata-rata orang yang terbiasa berkutat dengan dunia dan komunitas virtualnya
akan selalu memikirkan bagaimana mereka dapat meningkatkan eksistensinya dalam
dunia tersebut yang sayangnya tidak diimbangi oleh perkembangan hubungan antarmanusia
dalam kehidupan nyata. Komunitas virtual tentu memiliki heterogenitas
keanggotaan yang tidak terbatas oleh wilayah. Mereka dapat berkomunikasi sesuka
mereka kapanpun dan dimanapun tanpa terhalang, namun terkadang hal ini berbanding
terbalik dengan hubungan dalam dunia nyata mereka, atau dengan kata lain
“mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat”. Bila hal ini dilakukan
secara terus menerus bukannya tidak mungkin hubungan antarpersona orang-orang
tersebut akan benar-benar terganggu dan secara perlahan-lahan mereka bisa
mengalami isolasi sosial. Hal ini sangatlah disayangkan, padahal bagaimana
kemampuan kita berkomunikasi dengan orang lain dan baik tidaknya jalinan
hubungan antar manusia akan sangat mempengaruhi kesuksesan hidup kita masing-masing.
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya bahwa
perubahan manusia akan penggunaan teknologi dapat berupa perubahan pada sistem
nilai, pola pikir, dan sikap. Terkait implikasi kultural, adanya komunitas
virtual yang lahir dari multimedia tersebut akan berpengaruh pada sistem nilai
dan norma pada kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, seseorang yang sangat
fanatik pada suatu negara yang memiliki banyak perbedaan dalam segala aspek
dengan tempat dimana ia berasal akan memberikan pengaruh yang cukup signifikan.
Semakin orang tersebut fanatik, semakin ia giat mencari informasi tentang
segala hal yang berkaitan dengan negara tersebut atau bergabung dengan
komunitas dari negera tersebut sehingga tidak mustahil ia akan hanyut dalam
realitas negara ia yang berpengaruh pada pola pikir dan pola kehidupan ia sehari-hari,
sehingga ia akan mengadopsi semua nilai dan norma dari negara itu dan diterapkan
dalam kehidupan nyatanya. Yang lebih disayangkan lagi, apabila beberapa nilai
dan norma yang ia adopsi tersebut sebenarnya tidak cocok diterapkan pada
kehidupan nyatanya, namun karema ia sudah terbiasa berkomunikasi dengan
komunitas virtualnya dan menganggap semua itu layak ia bawa di kehidupan nyata,
ia tidak memedulikan sekelilingnya lagi yang pada akhirnya akan merubah sikap
atau caranya menghadapi kehidupan nyatanya. Hal ini lama kelamaan akan
menimbulkan gangguan pula terhadap hubungan antarpesonanya. Jadi bisa
disimpulkan bahwa sebenarnya perubahan sistem nilai yang dianut sesudah
seseorang menggunakan internet/media baru bergantung bagaimana cara mereka
menyikapi fakta pada dunia virtual dan dunia nyatanya.
Memang tidak ada salahnya kita
berkembara di internet kemudian tergabung dalam sebuah komunitas virtual atau
memiliki banyak relasi yang heterogen yang mungkin dapat memberikan manfaat
tertentu bagi diri kita sendiri. Namun, sebagai seorang pengguna teknologi
komunikasi kita semua harus mampu mempertimbangkan segala aspek positif dan
negatifnya dalam kehidupan virtual maupun kehidupan nyata. Jangan sampai kita
terlena dan hanyut pada dunia virtual yang kemudian membawa pengaruh pada
kehidupan kita. Teknologi dan berbaai media baru memang menyebabkan satu
masalah yang hingga kini masih sulit untuk ditangani, yaitu membanjirnya
informasi yang semakin sulit untuk dilakukan filterisasi pada masyarakat. Namun
hal tersebut jangan lantas membuat kita malas mencari kebenaran informasi yang
sesungguhnya bisa kita cari. Be a “smart people” when you use a “smart media” !
Referensi
:
Arini,
Frisca. (7 Juni 2012). Media Baru. http://friscaarini.blogspot.com/2012/06/media- baru.html
Lievrouw, Leah A. & Sonia Livingstone.
2006, Handbook of New Media : Social Shaping and Social Consquences of ITCs, Sage Publication Ltd.
London. Chapter 2
: “Creating Community with Media
: History, Theories and Scientific Investigations
0 komentar:
Posting Komentar