- PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP KOMUNIKASI MASSA
A. PENGERTIAN
KOMUNIKASI
Secara
etimologis, komunikasi berasal dari bahasa Inggris communication, dan kata communication
berasal dari kata dalam bahasa Latin communication
yang artinya sama. Sama di sini maksudnya sama makna. Kesamaan bahasa yang
digunakan dalam percakapan belum tentu memberikan kesamaan makna. Dengan kata
lain, mengerti bahasanya saja belum tentu mengerti makna yang dibawakan oleh
bahasa itu sendiri (Effendy, 1984:1).
Komunikasi
setidaknya harus mengandung kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat.
Karena komunikasi tidak hanya bersifat informatif, melainkan juga persuasif
(Effendy, 1984:12). Komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain, kata
pakar sosiolog dan komunikasi dari Amerika Serikat, Carl I. Hovland. Perubahan
yang dialami penerima pesan tidak akan terjadi selama komunikator dan komunikan
tidak mencapai kesamaan makna mengenai apa yang dibicarakan, pesannya tidak
informative, cara penyampaian pesannya tidak komunikatif, dan teknik yang
digunakan dalam komunikasi tidak persuasive.
Komunikasi
bersifat dinamis. Komunikasi tidak hanya dipahami secara etimologis dan teknis,
tetapi juga harus dimaknai secara psikologis dan sosiologis. Komunikasi tidak
hanya bisa diartikan sebatas teks seperti yang terdapat dalam deretan huruf dan
kata dalam sebuah kalimat, tetapi komunikasi bisa juga diterjemahkan menurut
dimensi ruang dan situasi tertentu.
B. DEFINISI
KOMUNIKASI
Menurut
Onong Uchjana Effendy, hakikat komunikasi adalah proses penyataan antarmanusia
dalam bentuk pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya. Jika dianalisis, pesan komunikasi
terdiri atas dua aspek, pertama isi pesan (the content of the message), dan kedua
adalah lambang (symbol).
Wilbur
Schramm menekankan, kita tidak mungkin bisa berkomunikasi secara efektif
apabila kita tidak memperhatikan dua hal: kerangka pengetahuan (frame of reference), yakni panduan
pengalaman dan pengertian (collection of
experiences and meanings), dan bidang pengalaman (field of experience). Tanpa ada kesamaan bidang pengetahuan dan
bidang pengalaman antara komunikator san komunikan, komunikasi akan menimbulkan
terjadinya kesalahan pengertian, kesalahan persepsi, kesalahan penafsiran, atau
bahkan kesalahan dan kegagalan komunikasi.
- PROSES KOMUNIKASI
Kita bisa membedah proses komunikasi
menjadi dua sudut pandang. Pertama persektif psikologis yang memahami
komunikasi sebagai proses penyampaian serta pertukaran pikiran dan perasaan
dari seseorang pada orang lain dengan menggunakan bahasa yang dipahami
maknanya. Selain itu kondisi psikologis komunikator juga sangat mempengaruhi.
Komunikator tentu tidak dapat melakukan komunikasi secara baik dan efektif
kalau kondisi psikologisnya sedang kacau. Sementara itu perspektif mekanistis
membagi komunikasi menjadi empat kategori yaitu komunikasi primer, sekunder,
linier, dan sirkular.
1. Proses
Komunikasi Primer
Proses
komunikasi primer adalah proses penyampaian pikiran dan perasaan komunikator
kepada komunikan melalui suatu lambang sebagai media atau saluran. Lambang ini
biasanya berupa bahasa, yang dalam situasi lain dapat berupa gesture. Sedangkan
lambang lainnya berupa lambang nonverbal seperti kial dan isyarat dengan
anggota tubuh.
Dapat
diambil kesimpulan, bahwa komunikasi primer dilakukan secara langsung tanpa
menggunakan alat bantu selain bahasa serta bersifat tatap muka. Keuntungan
psikologis dari komunikasi jenis ini lebih tinggi dibanding jenis lainnya
karena komunikator dapat melihat langsung seperti apa feedback yang diberikan
oleh komunikan.
2. Proses
Komunikasi Sekunder
Proses komunikasi sekunder adalah
proses penyampaian pesan kepada komunikator dengan menggunakan alat/sarana
sebagai media kedua setelah menggunakan bahasa sebagai media pertamanya karena
komunikannya yang berjumlah banyak/jauh tempatnya. Contoh dari media ini bisa
seperti telepon, televisi, radio, dan surat kabar (Effendy, 2003: 37-38)
Ini berarti, komunikasi sekunder
yang lebih mengandalkan peralatan teknis tidak memiliki sentuhan dan kehangatan
manusiawi. Akan tetapi, menurut para ahli komunikasi diakui bahwa keefektifan
dan efisiensi komunikasi bermedia hanya dalam menyebarkan pesan-pesan yang
bersifat informatif. Menurut mereka, yang efektif dan efisien dalam menyampaiakan
pesan persuasif adalah komunikasi tatap muka karena kerangka acuan (frame of
reference) komunikan dapat diketahui oleh komunikator, sedangkan dalam proses
komunikasinya, umpan balik berlangsung secara seketika, dalam artian
komunikator mengetahui tanggapan reaksi komunikan pada saat itu juga.
3. Proses
Komunikasi Linier
Proses komunikasi linier merupakan proses penyampaian pesan dari
komunikator kepada komunikan secara satu arah. Proses komunikasi ini bisa
dilakukan secara tatap muka, komunikasi kelompok, atau komunikasi media.
Komunikasi linier umumnya terjadi pada masrakat otokratis dan paternalistik
yang informasi tersebut didominasi oleh elit politik dan rakyat hanya
menerimanya secara mentah-mentah.
Secara sosiologis komunikasi linier
mencerminkan adanya pola hubungan dan interaksi sosial atas-bawah yang
kontraproduktif. Pesan mengalir hanya dari pihak atas menuju pihak bawah yang
sangat pasif, mereka hanya menerima mentah-mentah yang jika dibiarkan, lama
kelamaan mereka justru bisa menjadi apatis. Komunikasi linier tumbuh subur di
masyarakat agraris dan paternalis namun meranggas di masyarakat kritis. Karena
semakin tinggi tingkat pendidikan suatu bangsa semakin tinggi pula kritisisme
bangsa tersebut terhadap informasi yang diterimanya.
- Proses Komunikasi Sirkular
Proses komunikasi sirkular dapat dikatakan sebagai
kebalikan dari proses komunikasi linear. Dalam Proses komunikasi linear pesan
yang disampaikan berjalan lurus atau satu arah dari komunikator kepada
komunikan. Sedangkan dalam proses komunikasi sirkular, pesan bergerak dari satu
titik ke titik lain lalu kembali kepada titik awal tempat pesan disampaikan.
Dengan kata lain, dalam proses komunikasi ini, terdapat pergantian posisi
antara komunikator dengan komunikan dikarenakan adanya feedback.
Dalam teori
komunikasi, feedback atau umpan balik dibagi menjadi beberapa klasifikasi,
seperti Upan Balik Positif, Umpan Balik Negatif, Umpan Balik Netral, Umpan
Balik Nihil, Umpan Balik Seketika, dan Umpan Balik Tertunda.
Macam-macam
konsep umpan balik ini dirasa penting karena, umpan balik merupakan suatu
indikator keberhasilan proses komunikasi.
a. Umpan
Balik Positif (Positive Feedback)
Umpan
balik positif merupakan umpan balik yang sesuai dengan yang diharapkan oleh
komunikator. Umpan balik yang diharapkan bisa berupa persetujuan, dukungan,
pemihakan, dll. Komunikator yang baik adalah komunikator yang dapat
menghasilkan feedbeck positif atas lawan bicaranya. Misalnya, ketika seorang pedagang (sales)
suatu produk menawarkan produknya. Ketika pelanggan terpengaruhi dan akhirnya
membeli produknya, itulah yang disebut sebagai feedback positif)
b. Umpan
Balik Negative (Negative Feedback)
Secara
sederhana, umpan balik negatif merupakan kebalikan dari umpan balik positif.
Dengan artian, apa yang disampaikan oleh komunikan sebagai respon kepada
komunikator, tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh komunikator.
Misalnya,
ketika kita berusaha mempengaruhi teman kita untuk makan ke tempat A, akan
tetapi teman kita justru tidak menjawab dengan “iya”, melainkan menjawab
sebaliknya.
c. Umpan
Balik Netral (Netral Feedbeck)
Umpan
balik netral adalah tanggapan yang bersifat netral. Artinya, tanggapan tersebut
tidak memihak ataupun menolak pesan dari komunikator. Contohnya, ketika ada
pertandingan sepakbola antara kesebelasan A dan B komunikan tidak mendukung
salah satu tim atau bersifat netral. Baginya bersifat netral dikarenakan tidak
ada alasan untuk mendukung salah satu tim.
d. Umpan
Balik Nihil (Zero Feedback)
Umpan
balik nihil menunjuk kepada tanggapan yang tidak memberikan pengaruh apapun
kepada komunikator. Menurut teori komunikasi komunikan tidak mudah dibujuk atau
diyakinkan pada suatu hal, sehingga komunikan berhak diam atau tidak memberikan
tanggapan.
e. Umpan
Balik Seketika (Direct Feedbeck)
Umpan
balik seketika adalah tanggapan yang bersifat langsung atau saat itu juga.
Contoh, proses tanya jawab antara dosen dan mahasiswa di dalam kelas.
f. Umpan
Balik Tertunda (Indirect Feedback)
Umpan
balik tertunda merupakan kebalikan dari umpan balik seketika. Artinya, respon yang
diberikan oleh komunikan kepada komunikator mengalami delay. Sebagai contoh,
respon seorang pembaca terhadap artikel atau wacana yang ada di surat kabar,
yang baru bisa Ia berikan melalui surat pembaca di keesokan harinya.
- PENGERTIAN
KOMUNIKASI MASSA
Setiap hari kita
disuguhi berbagai informasi baik yang membahagiakan sekaligus yang menyedihkan
dari surat kabar, siaran radio maupun tayangan televisi yang kita konsumsi. Kita
kerap terhanyut, seperti mengalami sendiri berbagai fenomena dan peristiwa itu
secara langsung. Semua ini terjadi karena kekuatan dahsyat bahasa jurnalistik.
Sebagai salah satu bentuk ragam bahasa, bahasa jurnalistik kini tampil begitu
perkasa dan memppesona dalam sajian berita dan laporan media massa (Sumadiria,
2006:1).
Media komunikasi massa menunjuk kepada bentuk
saluran penyampaian (media activity)
yang terlihat kasat mata menurut bentuk, ukuran, dan volumenya seperti surat
kabar, radio, televisi, dan media internet. Sedangkan bagaimana pesan-pesan
dipersiapkan, diolah, dan dipublikasikan kepada khalayak seluas-luasnya dengan
secepat-cepatnya adalah proses komunikasi massa. Komunikasi massa, dilihat dari
segi bentuk dan pengolaannya, terbagi atas media komunikasi massa cetak (printed mass media) seperti surat kabar,
media komunikasi massa elektronik auditif (electronic
mass media) seperti radio siaran (broadcasting),
dan media komunikasi massa audiovisual seperti siaran televisi dan media
internet.
- DEFINISI KOMUNIKASI MASSA
Ada berbagai definisi komunikasi massa yang
dirumuskan oleh para ahli. Dari definisi-definisi tersebut dapat dirangkum
bahwa komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada
sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonym melalui media cetak atau
elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat
(Rakhmat, 1998: 189). Komunikasi massa termasuk proses komunikasi secara
sekunder karna bersifat searah (linear) sehingga kita tidak dapat memberikan
tanggapan secara langsung sebagaimana ketika kita bertatap muka.
Pengertian serta definisi komunikasi massa menurut
disiplin ilmu komunikasi dan disiplin ilmu sosiologi secara terminologis bisa
disebut sama, tetapi secara substansi teoritis tidaklah sama. Menurut
sosiologi, berpidato dengan banyak orang dalam jumlah besar di lapangan sepak
bola disebut komunikassi massa. Namun, dalam komunikasi hal tersebut bukanlah
komunikasi massa dan disebut public
speaking.
- KARAKTERISTIK KOMUNIKASI MASSA
Seperti
halnya definisi, banyak pakar komunikasi yang berpendapat mengenai karakteristik
komunikasi massa. Secara garis besar, pedapat-pendapat tersebut memiliki kata
kunci yang sama yaitu:
1. Komunikator
Melembaga
Komunikasi massa bersifat institusional.
Ini berarti komunikator komunikasi massa bersifat melembaga. Ia merupakan kumpulan
individu dari berbagai keahlian dalam ranah sejenis yang tergabung dalam sebuah
lembaga yang terorganisasi dengan rapi, baik, dan profesional. Karena
institusional, maka gaya komunikator suatu media komunikasi massa tidaklah
berbeda satu sama lain (seragam).
2. Komunikasi
Satu Arah
Pesan
komunikasi massa bersifat satu arah. Tidak terjadi umpan balik langsung. Tidak
terdapat proses dialogis dan posisi kita pasif. Secara sosiologis, teori powerless (tak berdaya) khalayak
komunikan komunikasi massa kerap melahirkan gelombang protes masyarakat pada
banyak negara berkembang. Sedangkan televisi diasumsikan sebagai powerful (digdaya) karena memiliki
kekuatan pengaruh sangat dahsyat dalam mengubah pandangan, sikap, dan perilaku
masyarakat.
3. Pesan
Umum Diterima Serempak
Pesan
komunikasi massa ditujukan untuk khalayak umum. Menurut teorii komunikasi,
khalayak umum merujuk pada tiga dimensi: geografis (berkaitan dengan kondisi
letak geografi suatu daerah), monografis (merujuk ada data administrasi
kependudukan, seperti jenis kelamin, kelompok usia, suku bangsa, agama,
pendidikan, status perkawinan, tempat tinggal, pekerjaan, pendapatan), dan
psikografis (merujuk pada karakter, sifat kepribadian, kebiasaan, adat
istiadat). Karena ditujukan untuk khalayak umum yang sangat heterogen, maka
dalam mengemas pesannya media massa harus menggunakan dan tunduk kepada kaidah
bahasa jurnalistik. Ciri utama bahasa jurnalistik diantaranya sederhana,
singkat, padat, lugas, jernih, menarik, demokratis, mengutamakan kalimat aktif,
sejauh mungkin menghindari penggunaan kata atau istilah-istilah teknis, dan
tunduk kepada kaidah serta etika bahasa baku (Sumadiria, 2005: 54-59).
4. Khalayak
Tersebar, Anonim, Heterogen
Khalayak
komunikasi massa tersebar dimana-mana. Mereka diikat oleh media secara
psikologis, tetapi mereka tidak diikat dan tidak terikat oleh antarmereka
sendiri. Dengan kata lain, mereka hanya terhubung dengan media massa tetapi
antarmereka tidak terhubungkan satu sama lain. Selain tersebar, khalayak
komunikasi massa juga bersifat anonym karena tidak mengenal satu sama lain.
Dalam anonimitas tersebut terdapat heteregonitas, karena dalam masyarakat yang
tidak mengenal satu sama lain tetapi terhubungkan oleh acara-acara di televisi.
5. Selintas
Selintas
berarti sesaat, sekilas, sepintas. Selintas mengandung arti juga tak bisa
diulang atau diulang-ulang. Radio dan televisi berifat selintas. Sedangkan
surat kabar dan majalah sifatnya tercetak di atas kertas sehingga
terdokumentasikan dan bisa dibaca berulang-ulang. Perbedaan sifat tersebut pada
akhirnya melahirkan filosofi jurnalistik yang berbeda bagi industri media.
Filosofi media cetak misalnya, apapun yang dittulis surat kabar dan majalah
haruslah meenuhi kualifikasi kelengkapan informasi, edukasi, serta daya
referensi tinggi yang ditimbulkannya. Sedangkan laporan radio dan televisi
siaran harus unggul dalam kecepatan dan kesaksian dari lokasi peristiwa. Bagi
sosiologi komunikasi massa, dua pendekatan filosofi jurnalistik media cetak dan
media elektronik ini, pada akhirnya memunculkan diskursus (wacana) tentang apa
yang disebut literacy media theory. Teori media literasi atau melek media dari
Daniel Lerner ini mengasumsikan tingkat melek media suatu bangsa akhirnya akan
bersinggungan dengan kdar kualitas proses demokratisasi di Negara tersebut.
Melalui tesisnya, Lerner hendak mengingatkan, taka da demokrasi tanpa
kemerdekaan media. Begitu pula sebaliknya, taka da media tanpa proses demokrasi
di suatu Negara.
- PENGERTIAN DAN
RUANG LINGKUP SOSIOLOGI KOMUNIKASI MASSA
A. Pengertian
sosiologi
Secara etimologis, sosiologi berasal
dari dua suku kata yaitu socios yang berarti masyarakat, dan logos yang berarti
ilmu. Jadi secara sederhana sosiologi dapat diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari kehidupan masyarakat. Sosiologi merupakan cabang ilmu sosial yang
tergolong masih sangat muda, sehingga banyak ilmuwan yang tertarik kepada ilmu
ini. Seperti Furfey yang mendefinisikan sosiologi dalam catatanya sebanyak 80
definisi.
Dari
80 definisi furfey membaginya menjadi enam kategori ; ( 1) 23 definisi merupakan
bahwa objek sosiologi adalah masyarakat, kelompok sosial, dan kesatuan kesatuan
organisasi; (2) 17 definisi menyebutkan bahwa sosiologi adalah ilmu yang
membahas kehidupan kelompok ;(3) 3 definisi memuat masalah hubungan sosial atau
bentuk – bentuk kerja sama (asosiasi) ; (4) 11 definisi meliputi gejala sosial
sebagai sosiologi ;(5) 22 memuat definisi yang begitu kabur sifatnya.
Dari 80 definisi tersebut dapat
ditarik 3 kesimpulan yaitu ; (1) sosiologi adalah ilmu yang membicarakan sifat
sosial manusia dengan tindakan sosialnya, dengan interelasi antara manusia dan
kehidupan kelompok; (2) sosiologi adalah ilmu yang mengikuti secara kritis
perkembangan masyarkat atau meletakan dasar ilmiah dalam memimpin perkembangan
tersebut kearah yang diinginkan manusia; (3) sosiologi adalah ilmu yang
mendambakan pengetahuan mengenai berbagai struktur dan sistem sosial yang dapat
dibuktikan ( Daldjoeni, 1981; 158-159).
Pitrim Sorokin, dalam karyanya Contemporary Sociological Theories menyatakan,
sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari (1) hubungan dan pengaruh timbal
balik antara aneka macam gejala – gejala sosial (Sorokin,1928; 760-761 dalam
Soekanto, 1991 : 20). Kemudian tokoh sosiologi Indonesia Selo Soemardjan dan
Soelaeman Soemardi menyatakan bahwa sosiologi ilmu yang mempelajari struktur
sosial dan proes – proses sosial termasuk perubahan – perubahan sosial.
Struktur soaial adalah jalinan antar unsur – unsur sosial yang pokok yaitu
kaidah sosial (norma – norma sosial), lembaga – lembaga sosial, kelompok – kelompok,
serta lapisan – lapisan sosial. Proses sosial adalah pengaruh timabal balik
antara pelbagai segi kehidupan bersama misalnya pengaruh timbal balik antara
segi kehidupan ekonomi dengan segi kehidupan politik. Sebagai kesimpulan,
sosiologi adalah ilmu sosial yang kategori, murni, abstrak, berusaha mencari
pengertian – pengertian umum, rasional, dan emppiris, serta bersifat umum (
Soekanto, 1991 ; 20-25).
Istilah sosiologi pertama kali
dikenalkan oleh Auguste Comte ( 1798 – 1853). Tokoh Perancis ini dianggap
sangat berjasa dalam membedakan ruang lingkup dan isi sosiologi dalam ruang
lingkup dan isi ilmu – ilmu pengetahuan lainya. Ia kemudian mendapat julukan “
Bapak Sosiologi”. Auguste comte membedakan antara sosiologis statis dan
sosiologis dinamis. Sosiologi dinamis itu memfokuskan perhatiannya pada hukum –
hukum statis yang menjadi dasar dari adanya masyarakat. Studi ini merupakan
semacam anatomi sosial yang mempelajari aksi – aksi dan reaksi timbal balik
dari sistem – sistem sosial. Cita – cita dasar yang menjadi latar belakang
sosiologis statis adalah bahwa semua gejala sosial saling berkaitan. Unit
sosial yang penting bukanlah individu melainkan keluarga yang bagian –
bagiannya terikat oleh simpati. Sosiologi dinamis merupakan teori tentang
perkembangan yang menggambarkan cara – cara pokok fase – fase perjalanan
manusia, dari tingkatan intelegensia rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Comte
yakin masyarakat akan berkembang menuju kesempurnaan ( Soekanto, 1991 : 36 –
37). Social statics ( statika sosial atau struktur sosial yang ada ) dan social
dynamic ( dinamika sosial atau perubahan sosial), meski keduanya dimaksudkan
untuk menemukan hukum – hukum kehidupan sosial, ia merasa bahwa dinamika osial
lebih penting daripada statika sosial. Tekanan dan perubahan sosial ini
mencerminkan perhatiannya yang sangat besar terhadap reformasi sosial.
B. Pengertian
Sosiologi Komunikasi Massa
Ilmu sosiologi dalam waktu yang
relatif singkat telah banyak menyita perhatian banyak ilmuwan – ilmuwan yang
sebelumnya menggeluti ilmu alam. Pasaca Perang Dunia II banyak ilmuwan yang
mempelajari dampak sosiologis media massa. Misalnya melakukan penelitian
mendalam tentang pengaruh media masa kepada pemilih dalam pemilu serta
interaksi sosial dan suatu sistem sosial yang memengaruhi efek komunikasi.
Memang manrik untuk meneliti secara
psikologis pengaruh media massa pada pembentukan opini dan sikap individual;
tetapi yang lebih menarik adalah mengkaji bagaimana media massa mengembangkan
norma – norma sosial, dan menimbulkan perubahan sosial, membentuk interaksi sosial, melakukan kontrol sosial
dan menimbulkan perubahan sosial.
Sosiologi komunikasi massa, sangat
tertarik untuk melakukan analisis sosiologis mengenai fenomena sisi histori,
fungsi, eksistensi, dan dampak media massa sebagai lembaga sosial yang bersifat
dinamis, dalam konteks indonesia misalnya kita bisa memperkarakan banyaknya
tayangan film dan sinetron bertemma seks, kekerasan dan dunia mistik yang
diyakini tidak mencerahkan justru menyesatkan masyarakat. Dalam pandangan pakar
sosiologi Soerjono Soekanto, sosiologi komunikasi merupakan kekhususan
sosiologi dalam mempelajari interaksi sosial yaitu suatu hubungan atau komunikasi
yang menimbulkan proses saling pengaruh – mempengaruhi antara para individu,
individu dengan kelompok maupun antar kelompok ( Soekanto, 1992 ; 471).
Secara komprehensif sosiologi
komunikasi mempelajari tentang interaksi sosial dengan segala aspek yang
berhubungan dengan segala aspek yang berhubungan dengan interaksi tersebut
seperti bagaimana perubahan – perubahan sosial dalam masyarakat yang didorong
oleh efek media berkembang serta efek sosial macam apa yang di tanggung
masyarakat sebagai akibat dari perubahan –perubahan yang didorong oleh media
massa itu ( Bungin, 2006 ; 31)
Objek manusia dalam studi sosiologi
komunikasi menekankan pada aspek aktifitas manusia sebagai makhluk sosial yang
melakukan aktivitas sosiologi yaitu proses sosial dan komunikasi. Aspek ini
merupakan aspek dominan dalam kehidupan manusia bersama orang lain. Aspek
lainya adalah telematika dan realitasnya. Aspek ini menyangkut persoalan
teknologi media, teknologi komunikasi dan berbagai persoalan konvergensi yang
ditimbulkannya termasuk raelitas maya yang dihasilkan oleh telematika sebagai
ruang publik baru yang tanpa batas dan memiliki masa deoa yang cerah bagi ruang
kehidupan.
Sebaliknya perkembangan telematika
dan aspek – aspeknya serta pengaruhnya terhadap perkembangan media massa
memberikan efek yang luar biasa pada masyarakat. Efek media memiliki ruang
bahasan yang luas terhadap konsekuensinya pada proses – proses sosial itu
sendiri, baik menyangkut individu, kelompok, masyarakat, maupun dunia, termasuk
pula aspek – aspek yang merusak, seperti kekerasan, pelecehan, penghinaan
bahkan sampai pada masalah – masalah kriminal. Pengaruh media juga ikut dalam
membentuk life style dan lahirnya
norma sosial baru.
- KESIMPULAN
Sosiologi Komunikasi Massa berusaha
menelaah hubungan timbal balik antara media massa dan masyrakat. Sosiologi
komunikasi massa sangat tertarik untuk melakukan analisis sosiologis mengenai
fenomena sisi histori, fungsi, eksistensi, dan dampak media massa sebagai
lembaga sosial yang bersifat dinamis. Dalam konteks Indonesia misalnya, kita
bisa memperkarakan banyaknya tayangan film dan sinetron bertema seks, kekerasan,
dan dunia mistik yang diyakini tidak encerahkan, tetapi justru menyesatkan
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA:
Sumadiria,
A.S Haris. 2014. Sosiologi Komunikasi Massa. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
source image: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoYVlP02W_lmW92L2fIdg9zl_JWkjoRVFexnsONUHVdDnjMD7BOYE8Z0zEuCcYMzh4gLKwtSe8cOPuj6d1y9xjg5QFHnR3OW-lGIJLl5vgFnsxmrZzy4itvRe9E7VMuG3Fv35Q0GDsNpY/?imgmax=800
0 komentar:
Posting Komentar