Pesatnya perkembangan teknologi
memang tidak dapat kita pungkiri sekarang. Bagaimanapun juga teknologi mampu
mengubah kehidupan manusia di masa kini. Dengan adanya teknologi semua hal
dapat kita lakukan dalam waktu yang relatif singkat, begitu juga dalam aspek
komunikasi. Dengan adanya teknologi, mempermudah kita dalam berkomunikasi dan
berhubugan dengan orang lain tanpa khawatir akan jarak. Semua kemudahan
tersebut tidak hanya dapat kita rasakan dalam kehidupan personal manusia,
tetapi dalam lingkungan kerja yang ternyata teknologi komunikasi juga dapat
memberikan pengaruh yang signifikan dalam beberapa aspek.
Lievrouw, Leah A. & Sonia
Livingstone (2006) menjelaskan dalam bab New
Media and Small Group Organizing bahwa media dan teknologi mampu berperan
dalam mendukung pekerjaan yang terdiri dari beberapa orang pada suatu kelompok
di tempat kerja serta bagaimana teknologi membentuk dan dibentuk oleh perilaku
kelompok. Berbicara mengenai suatu kelompok, secara umum kelompok dapat
diartikan sebagai sekumpulan orang yang
mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan
bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari
kelompok tersebut. Perlu diketahui bahwa teknologi dan internet ternyata mampu
memberikan kontribusi akan karakteristik dalam pembentukan suatu kelompok.
Dengan adanya
teknologi baru memang mampu melahirkan banyak kelompok dengan kemampuan mereka
dalam mengeksplorasi segala yang menjadi tujuan mereka. Namun adanya kelompok
yang terbentuk secara tradisional tidak boleh dilupakan keberadaannya. Dengan adanya
teknologi membuat konsep kelompok menjadi sedikit berubah, karena mereka tidak
harus medaftar secara formal dan tidak terikat waktu dan tempat, mereka bisa
melakukan apapun yang menjadi tujuan mereka kapanpun dan dimananapun, sehingga
mereka bisa memiliki kuantitas yang sangat besar. Mereka juga biasanya bersifat
anonim, sehingga identitas dari masing-masing anggota kelompok kurang memadai. Disisi
lain mereka juga memiliki hubungan interpersonal yang rendah karena
mereka hanya berfokus pada penyelesaian tugas serta adanya kesulitan untuk
mencapai konsensus. Sementara itu, hal tersebut berkebalikan dengan kelompok
tradisional. Mereka lebih memiliki identitas secara jelas, adanya kekuatan akan
hubungan komunikasi yang terjalin, serta kemampuan yang lebih bagus akan
pengambilan keputusan dan pencapaian konsensus. Namun bila ditinjau dari
segi performa kerja dan hasil yang diperoleh, kelompok yang terbentuk dengan
teknologi mampu menghasilkan lebih banyak ide dengan kualitas yang lebih tinggi.
Sementara kelompok tradisional cenderung memiliki produk-produk berkualitas
pada tugas-tugas intelektif dan negosiasi. Disisi
lain, internet juga memberikan pengaruh yang penting akan bagaimana
karakteristik dari kelompok-kelompok tersebut. Kemudahan akan akses dan
penyebaran informasi akan selalu memberikan nilai plus bagi penggunanya.
Dalam
pembahasan ini Lievrouw, Leah A. & Sonia
Livingstone lebih memfokuskan definisi kelompok tersebut pada suatu kelompok
kerja. Kelompok
kerja (work group)
adalah kelompok yang para anggotanya saling berinteraksi terutama untuk saling
berbagi informasi untuk membuat keputusan guna membantu satu sama lain dalam
wilayah kewenangannya masing-masing. Terkait dengan
teknologi dan media, adanya kelompok-kelompok dalam suatu lingkungan kerja juga
membuat mereka memiliki sistem pendukung komunikasi baik secara eksternal
maupun internal. Sistem pendukung tersebut adalah GCSS, GISS, GXSS, dan GPSS. Secara
sederhana GCSS (Group Communication Support System) adalah suatu sistem yang
memungkinan para anggotanya untuk berkomunikasi satu sama lain dalam suatu
kelompok kerja tersebut. sementara itu, GISS (Group Information Support System)
merupakan supporting system yang menyediakan berbagai informasi yang diperlukan
oleh anggota kelompok dalam menyelesaikan tugas. Anggota memiliki akses ke
banyak repositori informasi atau pengetahuan sehingga memudahkan mereka untuk berbagi
informasi satu sama lain, yang hanya diketahui oleh pihak-pihak internal. Contoh
dari hal tersebut adalah adanya intranet dalam suatu organisasi/perusahaan.
GXSS (Group External Support System) merupakan supporting system yang membantu
anggota kelompok untuk berinteraksi dengan pihak luar kelompok seperti
stakeholder dan lainnya. Dan yang terakhir adalah GPSS (Group Performance
Support System) yang berfungsi untuk mendukung dan memaksimalkan fungsi kerja
anggota dalam suatu kelompok tersebut. Dengan adanya supporting system semacam
itu menunjukan bahwa teknologi komunikasi kini benar-benar menembus berbagai dinding kehidupan manusia
demi memudahkan dan melancarkan urusan manusia dalam berbagai hal di hidup
mereka, termasuk dalam aspek pekerjaan.
McGrath dan Hollingshead
(1993; 1994) menyatakan
bahwa interaksi
yang terjadi dalam suatu kelompok dan kualitas dari kinerja
masing-masing anggota sangat dipengaruhi oleh jenis dan kesulitan
akan
tugas yang
harus dikerjakan oleh kelompok. Mereka berhipotesis bahwa efektifitas tugas
pada suatu kelompok
akan berbeda tergantung
dari kekayaan informasi yang dapat
ditransmisikan dengan menggunakan teknologi. Namun, kelompok-kelompok yang dikembangkan
dengan lebih
banyak pengalaman akan teknologi komunikasi
dipastikan akan lebih memiliki kekayaan informasi daripada yang tidak
menggunakan teknologi sama sekali. Atas
dasar hal tersebut membuktikan bahwa mdia baru ternyata memiliki kontribusi
besar dalam menentukan kualitas hasil yang diperoleh dari kinerja masing-masing
anggota.
Teknologi dapat dikatakan sebagai salah satu dari
banyak faktor yang dapat mempengaruhi proses kelompok dan hasil yang didapat
akan proses tersebut. Terkait dengan hal tersebut, Poole and Desanctis (1990) mengemukakan
suatu teori, yaitu Adaptive Structuration Theory (AST). Teori struktural adaptif
ini, Poole berpendapat bahwa kita memiliki dua
kemungkinan: apakah kita diatur oleh struktur kelompok tersebut ataukah kita
memiliki kebebasan yang tak terbatas sebagai individu di dalam sebuah kelompok.
Dalam konteks pembahasan ini dapat diartikan bahwa saat ini bukan lagi
kita yang mengatur teknologi tapi teknologi yang mengatur kita dalam
berhubungan dengan orang lain. Hal ini juga membuat kelompok berubah sejak
menggunakan teknologi. Karena masalah utama yang akan muncul dengan adanya
teknologi dan media baru adalah mengenai identitas saat kita berhubungan dengan
orang lain.
Perkembangan
teknologi digital secara dramatis dapat mengubah situasi kerja dalam kelompok.
Teknologi memiliki potensi untuk memberikan banyak manfaat bagi
kelompok-kelompok dengan menghubungkan orang yang memiliki tujuan yang sama dan
kepentingan tetapi dipisahkan dalam ruang dan waktu. Mereka dapat memungkinkan
organisasi untuk mengembangkan tim yang efektif dari pekerja yang dapat
didistribusikan kemana saja. Yang pasti, teknologi baru memiliki suatu potensi
untuk memelihara sebuah tim dengan menghubungkan para anggota satu sama lain
tetapi juga hubungannya dengan pihak internal dan eksternal. Kita harus mampu
menyesuaikan diri dengan media baru yang dapat menyetir kehidupan dan hubungan
kita dengan orang lain. yang pasti apabila kita mampu memaksimalkan penggunaan
teknologi dan media kita mampu memprediksi bagaimana hasil kerja yang akan kita
peroleh kedepannya. So, be a smart people when you use “smart” media!
REFERENSI:
Lievrouw,
Leah A. & Sonia Livingstone. 2006, Handbook of New Media : Social Shaping and Social
Consequences of ITCs, Chapter 5 New
Media and Small Group Organizing. Sage
Publication Ltd. London.
0 komentar:
Posting Komentar