Oleh : Vinisa N. Aisyah
“Atas
nama pendidikan, SaveSoedirman berusaha menyelamatkan nama baik sang Jenderal
yang tengah direduksi birokrat kampus dengan kebijakan UKT yangmembatasi akses
bangku kuliah bagi masyarakat”
Selasa
(23/10) malamPurwokerto cerah tak diguyur hujan. Malam seolah simpatik dengan
acara musik yang sedang digelar di Kampus Jurusan Farmasi Unsoed,
Karangwangkal.Malam semakin larut, namun lagu “Kiye UKT” milik Last
Scientist terus membakar semangat mahasiswa untuk tidak berdiam diatas
permasalahan UKT[1].
Beberapa
band dan teater mahasiswa meluapkan ekspresi kemarahan dan kekecewaan mereka
tentang mahalnya biaya pendidikan di Unsoed. Lebih dari 300 mahasiswa
menghadiri konser tersebut dan menghiasi lengan mereka dengan ikatan pita hitam
Save Soedirman. Sebuah tanda berkabung atas matinya semangat pendidikan untuk seluruhlapisan
masyarakat. Adalah Savesoedirman concert #1 bertajuk "Road To Unite" yang mampu
membuktikan seni untuk gerakan keberpihakan.
SaveSoedirman
Concert bukan satu-satunya media ekspresi cucu-cucu Pak Dirman (baca :
mahasiswa Unsoed) dalam meluapkan kekecewaan pada birokasi kampus. Save
Soedirman-lah simpul gerakan mahasiswa yang menolak komersialiasi pendidikan
memiliki banyak cabang yang diwadahi melalui web www.savesoedirman.com.
SaveSoedirman
tak lahir dengan sendirinya. Gerakan ini muncul tak kurang dari sebulan yang
lalu. Saat itu petinggi universitas mengejutkan mahasiswa dengan nominal biaya
pendidikan/UKT yang tinggi. Berdasarkan data yang dihimpun LPM Solidaritas
Fisip Unsoed, penghitungan Unsoed untuk menentukan nominal UKT masih kacau.
Selain itu, jaminan tak ada penarikan lain di luar UKT pun diingkari birokrat,
mahasiswa angkatan 2012 masih ditarik beberapa biaya, seperti biaya kartu
perpus, jas lab, diktat dan lain-lain.
Selain
itu bersama Aliansi BEM, kuisioner tentang UKT dibagi ke mahasiswa angkatan
2012.Hasilnya mengejutkan, dari 1218 angket, mahasiswa yang tidak sanggup membayar
UKT sebanyak 1055 mahasiswa sedangkan yang mampu membayar hanya 163 mahasiswayang
sanggup membayar[2].
Mahasiswa
kemudian merasa gerah oleh pengambil kebijakan di Unsoed yang menggadaikan
bangku kuliah demi pundi-pundi rupiah. Akhirnyalahirlah ide untuk menciptakan
ruang bebas ekspresi melalui web yang memungkinkan mewadahi seluruh ekspresi
mahasiswa tentang UKT.
SaveSoedirman
seolah mengikuti perkataan McLuhan bahwa eksistensi ditentukan oleh perubahan mode komunikasi. SaveSoedirman
begitu membumi di dunia maya, mulai dari web, twitter dan page di facebook. Melalui internet, data dan
berbagai curhatan seputar UKT dapat dibaca siapa saja.
Api
keresahan merambat cepat, semangat menolak komersialiasasi bangku kuliah kian
digelorakan mahasiswa. SaveSoedirman menjamin
ruangnya tak dibatasi jenis karya, bahkan siapapun berhak menjadi admin. Mulai
dari lagu “Kiye UKT”, komik, film pendek, poster, tulisan, foto dan karya cucu
Pak Dirman lainnya kini sudah menghiasai web tersebut.
Tak Hanya Dunia
Maya
Tak
hanya bergejolak di ruang maya, SaveSoedirman membagi keresahan melaluigerakan
di dunia nyata. Pertama, beberapa mahasiswa yang memiliki ketertarikan seni
menggelar SaveSoedirman Concert. Konser bertajuk Road to Unity ini akan
berkeliling kampus berbagi keresahan melalui pembuatan film, pentas musik dan
seni.
Kedua
yaitu pembagian Pita Hitam SaveSoedirman untuk mahasiswa seluruh Unsoed. Pita
hitam tersebut akan terus terikat di lengan seluruh mahasiswa hingga
permasalahan UKT selesai, sebagai tanda berkabung matinya akses pendidikan
untuk seluruh masyarakat. Selain pita hitam, SaveSoedirman juga menyebarkan
poster-poster hasil karya cucu Pak Dirman yang ditempel di tiap-tiap sudut
kampus.
Ketiga, diskusi
dan kajian rutin yang dilaksanakan setiap hari Rabu malam. Diskusi yang terbuka
bagi siapapun ini membahas tentang permasalah UKT di tiap jurusan hingga
bagaimana menyikapi kebijakan UKT. SaveSoedirman tidak selesai hanya sampai
berbagi keresahan, justru SaveSoedirman adalah pintu gerbang untuk sebuah
perubahan dunia pendidikan yang kini elitis.
SaveSoedirman
menolak lupa akan semangat Jenderal Soedirman yang dulu berjuang demi
kemerdekaan rakyatnya. Atas nama pendidikan, SaveSoedirman berusaha
menyelamatkan nama baik sang Jenderal yang tengah direduksi birokrat kampus dengan
kebijakan UKT yangmembatasi akses bangku kuliah bagi masyarakat. Save
Soedirman!
[1] Biaya pendidikan yang digunakan Unsoed tahun
2012 yang dilatar belakangi surat edaran dari Dirjen Dikti Nomor 1/E/T/2012 tanggal 4 Januari 2012 dan Nomor
274/E/T/2012 tanggal 16 Februari 2012 tentang UKT .
[2] Data diambil dari https://twitter.com/savesoedirman
diakses pada 30 Oktober 2012
Source : www.savesoedirman.com
0 komentar:
Posting Komentar