Minggu, November 11, 2012

SaveSoedirman Melawan Lupa

Oleh : Vinisa N. Aisyah
“Atas nama pendidikan, SaveSoedirman berusaha menyelamatkan nama baik sang Jenderal yang tengah direduksi birokrat kampus dengan kebijakan UKT yangmembatasi akses bangku kuliah bagi masyarakat”
Selasa (23/10) malamPurwokerto cerah tak diguyur hujan. Malam seolah simpatik dengan acara musik yang sedang digelar di Kampus Jurusan Farmasi Unsoed, Karangwangkal.Malam semakin larut, namun lagu “Kiye UKT” milik Last Scientist terus membakar semangat mahasiswa untuk tidak berdiam diatas permasalahan UKT[1].


Beberapa band dan teater mahasiswa meluapkan ekspresi kemarahan dan kekecewaan mereka tentang mahalnya biaya pendidikan di Unsoed. Lebih dari 300 mahasiswa menghadiri konser tersebut dan menghiasi lengan mereka dengan ikatan pita hitam Save Soedirman. Sebuah tanda berkabung atas matinya semangat pendidikan untuk seluruhlapisan masyarakat. Adalah Savesoedirman concert #1 bertajuk "Road To Unite" yang mampu membuktikan seni untuk gerakan keberpihakan.
SaveSoedirman Concert bukan satu-satunya media ekspresi cucu-cucu Pak Dirman (baca : mahasiswa Unsoed) dalam meluapkan kekecewaan pada birokasi kampus. Save Soedirman-lah simpul gerakan mahasiswa yang menolak komersialiasi pendidikan memiliki banyak cabang yang diwadahi melalui web www.savesoedirman.com.
SaveSoedirman tak lahir dengan sendirinya. Gerakan ini muncul tak kurang dari sebulan yang lalu. Saat itu petinggi universitas mengejutkan mahasiswa dengan nominal biaya pendidikan/UKT yang tinggi. Berdasarkan data yang dihimpun LPM Solidaritas Fisip Unsoed, penghitungan Unsoed untuk menentukan nominal UKT masih kacau. Selain itu, jaminan tak ada penarikan lain di luar UKT pun diingkari birokrat, mahasiswa angkatan 2012 masih ditarik beberapa biaya, seperti biaya kartu perpus, jas lab, diktat dan lain-lain.
Selain itu bersama Aliansi BEM, kuisioner tentang UKT dibagi ke mahasiswa angkatan 2012.Hasilnya mengejutkan, dari 1218 angket, mahasiswa yang tidak sanggup membayar UKT sebanyak 1055 mahasiswa sedangkan yang mampu membayar hanya 163 mahasiswayang sanggup membayar[2].
Mahasiswa kemudian merasa gerah oleh pengambil kebijakan di Unsoed yang menggadaikan bangku kuliah demi pundi-pundi rupiah. Akhirnyalahirlah ide untuk menciptakan ruang bebas ekspresi melalui web yang memungkinkan mewadahi seluruh ekspresi mahasiswa tentang UKT.
SaveSoedirman seolah mengikuti perkataan McLuhan bahwa eksistensi ditentukan oleh perubahan mode komunikasi. SaveSoedirman begitu membumi di dunia maya, mulai dari web, twitter dan page di facebook. Melalui internet, data dan berbagai curhatan seputar UKT dapat dibaca siapa saja.
Api keresahan merambat cepat, semangat menolak komersialiasasi bangku kuliah kian digelorakan mahasiswa. SaveSoedirman menjamin ruangnya tak dibatasi jenis karya, bahkan siapapun berhak menjadi admin. Mulai dari lagu “Kiye UKT”, komik, film pendek, poster, tulisan, foto dan karya cucu Pak Dirman lainnya kini sudah menghiasai web tersebut.
Tak Hanya Dunia Maya
Tak hanya bergejolak di ruang maya, SaveSoedirman membagi keresahan melaluigerakan di dunia nyata. Pertama, beberapa mahasiswa yang memiliki ketertarikan seni menggelar SaveSoedirman Concert. Konser bertajuk Road to Unity ini akan berkeliling kampus berbagi keresahan melalui pembuatan film, pentas musik dan seni.
Kedua yaitu pembagian Pita Hitam SaveSoedirman untuk mahasiswa seluruh Unsoed. Pita hitam tersebut akan terus terikat di lengan seluruh mahasiswa hingga permasalahan UKT selesai, sebagai tanda berkabung matinya akses pendidikan untuk seluruh masyarakat. Selain pita hitam, SaveSoedirman juga menyebarkan poster-poster hasil karya cucu Pak Dirman yang ditempel di tiap-tiap sudut kampus.
Ketiga, diskusi dan kajian rutin yang dilaksanakan setiap hari Rabu malam. Diskusi yang terbuka bagi siapapun ini membahas tentang permasalah UKT di tiap jurusan hingga bagaimana menyikapi kebijakan UKT. SaveSoedirman tidak selesai hanya sampai berbagi keresahan, justru SaveSoedirman adalah pintu gerbang untuk sebuah perubahan dunia pendidikan yang kini elitis.
SaveSoedirman menolak lupa akan semangat Jenderal Soedirman yang dulu berjuang demi kemerdekaan rakyatnya. Atas nama pendidikan, SaveSoedirman berusaha menyelamatkan nama baik sang Jenderal yang tengah direduksi birokrat kampus dengan kebijakan UKT yangmembatasi akses bangku kuliah bagi masyarakat. Save Soedirman!


[1] Biaya pendidikan yang digunakan Unsoed tahun 2012 yang dilatar belakangi surat edaran dari  Dirjen Dikti Nomor  1/E/T/2012 tanggal 4 Januari 2012 dan Nomor 274/E/T/2012 tanggal 16 Februari 2012 tentang UKT .
[2] Data diambil dari https://twitter.com/savesoedirman diakses pada 30 Oktober 2012
Source : www.savesoedirman.com

0 komentar:

Posting Komentar