Sebelumnya minta maaf kalo dalam saya memposting hal ini ada kata-kata yang kurang berkenan. Ini cuma pemikiran pribadi saya saja yang juga terkadang jadi hal yang sering diperdebatkan oleh mahasiswa di seluruh Indonesia. Tapi menurutku ini penting juga untuk pengetahuan mahasiswa baru. Oke mulai aja ya..
Dari yang pertama, dari masalah organisasi dan UKM. Ya, buat maba pas awal masuk universitas, biasanya mereka mulai bingung sama masalah UKM dan organisasi.
Banyak dari mereka yang mulai berpikir harus ikut UKM apa, sementara udah banyak senior yang berkoar-koar sana sini masalah UKM. Well, sebagai awalan dulu aku juga bingung banget mau ikut UKM apa, dan malah kepikiran mau ikutin banyak UKM karena promosi dari seniornya abis-abisan dan buat tergiur. Namun ada suara-suara lain yang bilang katanya kalo ikut UKM jangan kebanyakan, takutnya menganggu kuliah. Nah hal ini yang jadi perdebatan pertama dalam masalah yang aku bahas di postingan ini. Memang banyak yang bilang UKMm itu penting buat ngelatih softskill dan di dalamnya pasti ada organisasi dari UKM tersebut. Hingga timbulah bujukan untuk mengikuti organisasi dalam rangka melatih softskill juga. Banyak yang bilang ikut organisasi itu penting, jadi mahasiswa jangan kuliah pulang-kuliah pulang, nanti gak ada gunanya. Nah, disinilah perdebatan mulai muncul. Di satu sisi mengatakan sangat baik mengikuti organisasi, karena akan melatih kita untuk bersosialisasi, bekerja sama, mengendalikan emosi, dan lain-lain. Well, untuk pendapat ini emang bener banget. Organisasi emang penting dan kita emang bakalan dapet segudang manfaat. Tapi, disisi lain mengatakan bahwa organisasi itu kadang bisa menganggu kuliah. Apalagi kalo kita udah lebih memprioritaskan hal ini daripada kuliah kita. Nah, untuk pendapat yang sau ini, bukan berarti salah total sih. Memang ada benernya juga, tapi itu terjadi hanya kalau kita ga bisa memanfaatkan waktu sebaik mungkin. UKM dan organisasi memang bisa dibilang penting, namun sekarang kuncinya adalah di diri kita masing-masing. Apakah kita mampu memaksimalkan dan menyeimbangkan waktu diantara keduanya?
Sekedar bercerita aja, aku sendiri mulai aktif organisasi saat SMP, aku menjadi staff OSIS selama 3 tahun full dan menjabat sebagai wakil ketua PMR juga saat itu. Dan emang, pengalaman yang didapet itu banyak, juga dapat mengasah kemampuan kita dalam mempertanggung jawabkan suatu hal. Ya temen-temen pasti tau kegiatan anak OSIS dan PMR itu gimana kan? Sebentar-sebentar rapat, ikut LDK, acaranya juga macem-macem kan. Nah tapi waktu itu aku sempet ngerasain kejenuhan, karena saat aku lagi nyaman-nyamannya belajar di kelas tiba-tiba ada panggilan untuk rapat OSIS. Apalagi kalo lagi pelajaran yang aku suka, agak bete sih tapi mau gimana lagi, ini juga salah satu pertanggungjawaban sebagai staff OSIS kan..
Kemudian saat SMA aku libur dulu organisasinya, cuma ikut UKM biasa, sampai kuliah dari awal semester 3 kemarin aku juga masih libur ikut organisasi, cuma ikut ukm biasa. Nah, masuk semster 4 ini agak mulai tertarik lagi deh.. XD
Jadi, sebenernya ikut organisasi itu ga salah dan bermanfaat tapi ya konsekuensinya kamu harus bisa mempertanggungjawabkan apa yang menjadi tanggung jawabmu baik terhadap orang tua maupun diri sendiri. Untuk masalah hal positif yang didapat pasti udah pada tau dong..
Jadi, semua kembali ke masing-masing individunya. Seperti judul dari postingan ini, Jadilah Mahasiswa yang Bijaksana! Jangan sampai ikutan hal kayaginian cuma gara-gara pengen eksis tapi malah ngaco. Boleh ikut ukm/organisasi yang penting membawa sesuatu yang positif bagi diri kamu sendiri, karena pahit manisnya kita dalam melakukan sesuatu hal kan yang ngerasain diri kita sendiri kan. Bisa dibilang kuliah itu tanggung jawab kita terhadap orang tua, namun organisasi tanggung jawab kita terhadap diri sendiri. Nah lho, pikirkan dengan matang ya :)
Masalah yang kedua, mengenai IP nih.. IP merupakan singkatan dari Indeks Prestasi yang bisa dikatakan semacam 'rapor' nya mahasiswa. Buat mahasiswa baru nih biasanya rasanya ga karuan banget kalo mau nerima IP pertama kan :D Ada yang bilang kalo buka SIA (Sistem Informasi Akademik) itu horor banget, ada yang sampe gamau cepet-cepet kepoin SIA dan lain-lain. Aku sendiri dulu waktu buka SIA untuk lihat IP pertama itu emang rasanya meennn! Luar biasa merinding! Kalau dapat nilai A sujud syukur deh langsung hehehe..
Yang menjadi topik disini, saat IP udah keluar seketika TL Twitter rame bangett ngucapin syukur dengan berbagai kicauan temen-temen terhadap berbagai hal tentang IP. Nah, tapii....kadang saat salah satu dari mereka mendapatkan ketidakpuasan terhadap hasil yang didapat dan seketika mereka memposting atau berbicara semacam "Ah IP bukan segalanya, IP ga menentukan masa depan, buat apa IP kalo softskill rendah" dan sebagainyaa.. Hal ini sangat berkebalikan dengan mereka yang puas terhadap hasil yang mereka dapat akan mengatakan " Terima Kasih Ya Allah IP kali ini luar biasa :) " .
Trus apa yang jadi masalah?
Menurut saya disinilah status kita sebagai mahasiswa akan diuji apakah kamu termasuk mahasiswa labil atau bukan. *huehehe* Seandainya kamu di semester pertama mendapat IP bagus dan berkicau seperti yang sudah saya contohkan, kemudian di semester berikutnya tiba-tiba IP kamu turun, apakah kamu juga akan berkicau seperti "Ah IP bukan segalanya, IP ga menentukan masa depan, buat apa IP kalo softskill rendah" juga?????
Inilah poin pentingnya, yang memang lagi-lagi pikiran dan orientasi setiap orang itu berbeda-beda. Ada temenku yang menganggap bahwa hanya IP satu-satunya yang bisa dia bawa ke kampung halaman bertemu orang tua karena ia merasa itu bentuk tanggung jawab dia terhadap orang tua untuk membuat mereka bangga. Menilik dari pendapat ini, bener juga sih. Orang tua meng-kuliahkan kita agar kita bisa jadi orang yang berguna yang juga mampu membanggakan orang tua kan? Coba kamu bayangkan seandainya kamu lulus dengan predikat lulusan terbaik dengan IPK 4,00! Bagaimana ekspresi orang tua kamu? Apa kamu bisa mengukur air mata bangga yang menetes dari kedua orang tua mu atas pencapaian yang kamu raih? Bagaimana perasaan kamu saat kedua orang tua kamu berkata "Ayah dan Ibu bangga sama kamu" ?
Ya itulah poin pentingnya! Orang tua manapun rela mengeluarkan biaya berapapun demi menyekolahkan anaknya dan membuatnya menjadi orang yang berguna.. Well, bukan sebagai patokan utama memang kalau kamu harus lulus dengan IPK 4,00 , tapi bagaimana kamu mempertanggungjawabkan kuliah mu terhadap orang tuamu! Itu dia!
Masuk ke bagian kedua dari topik ini, yang ujung-ujungnya nyambung lagi ke masalah softskill. Banyak juga pendapat "buat apa lulus cepet, IP bagus kalo softskill nol" Nah loh, kalo sama pendapat ini gimana nih temen-temen nilainya? Kalau dari hasil analisisku sih gini :
1. IP memang bukan segalanya, tapi saat kamu ingin bekerja di perusahaan besar dan hebat, biasanya yang jadi dilihat pertama kali adalah IP. Jadi kesimpulannya IP tetep penting kan?
2. Dalam bekerja di perusahaan yang seperti itu softskillnya harus oke! Bagaimana kamu berkomunikasi dengan orang lain, bagaimana kamu menyikapi masalah pekerjaan, bagaimana kamu mengatasi perbedaan pendapat diantara banyak rekan kerja, bagaimana kamu bekerja dibawah tekanan dan deadline, dan sebagainya.. Nah semua itu bisa dilatih saat kamu aktif berorganisasi. Jadi kesimpulannya, softskill juga penting kan?
Kalau ada pertanyaan "Gimana dengan orang-orang yang mampu mengatasi itu semua padahal dia bukan merupakan aktivis saat kuliah dulu? "
Nah, kalo buat masalah ini jawabannya ya "kembali ke masing-masing individunya" . Ada tipe individu yang supel dan pandai berkomunikasi meskipun tanpa mengikuti organisasi, tapi menurutku tipe seperti ini bisa dibilang dia orang yang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Yang paling penting dalam menjalin hubungan dengan orang lain emang komunikasi. Bahkan komunikasi adalah salah satu aspek yang menentukan keberhasilan hidup kita. semakin kita efektif dalam berkomunikasi, semakin kita mampu memahami orang lain. Dan untuk menjadi seorang komunikator yang baik bukan berarti orang yang banyak berbicara, tapi awalnya cukup dengan menjadi pendengar yang baik dahulu, sehingga kita mampu memahami dan merasakan apa yang lawan bicara kita ungkapkan. Nah kemampuan berkomunikasi ini sebenarnya mampu kita asah setiap hari di lingkungan kita, termasuk dalam organisasi yang kita ikuti. Dan yang paling penting, jangan sampai melupakan tanggung jawab kita terhadap orang tua :)
Kesimpulannya, tetap Jadilah Mahasiswa yang Bijaksana, jadilah mahasiswa dengan pikiran yang terbuka yang jangan hanya memandang suatu hal dari salah satu sisi saja.. Semua yang akan kita lalui dalam tahap perkuliahan ini kan semata-mata demi menjadikan kita generasi pelurus bangsa! Kita harus mampu meluruskan hal-hal yang menyimpang yang ada di tubuh negara ini sekarang, demi Indonesia yang lebih baik kan :) Nah, jadi pertanggung jawabkan kuliahmu dan luluslah dengan berbagai skill yang bisa kamu manfaatkan terhadap dunia! Sekian. :)
Banyak dari mereka yang mulai berpikir harus ikut UKM apa, sementara udah banyak senior yang berkoar-koar sana sini masalah UKM. Well, sebagai awalan dulu aku juga bingung banget mau ikut UKM apa, dan malah kepikiran mau ikutin banyak UKM karena promosi dari seniornya abis-abisan dan buat tergiur. Namun ada suara-suara lain yang bilang katanya kalo ikut UKM jangan kebanyakan, takutnya menganggu kuliah. Nah hal ini yang jadi perdebatan pertama dalam masalah yang aku bahas di postingan ini. Memang banyak yang bilang UKMm itu penting buat ngelatih softskill dan di dalamnya pasti ada organisasi dari UKM tersebut. Hingga timbulah bujukan untuk mengikuti organisasi dalam rangka melatih softskill juga. Banyak yang bilang ikut organisasi itu penting, jadi mahasiswa jangan kuliah pulang-kuliah pulang, nanti gak ada gunanya. Nah, disinilah perdebatan mulai muncul. Di satu sisi mengatakan sangat baik mengikuti organisasi, karena akan melatih kita untuk bersosialisasi, bekerja sama, mengendalikan emosi, dan lain-lain. Well, untuk pendapat ini emang bener banget. Organisasi emang penting dan kita emang bakalan dapet segudang manfaat. Tapi, disisi lain mengatakan bahwa organisasi itu kadang bisa menganggu kuliah. Apalagi kalo kita udah lebih memprioritaskan hal ini daripada kuliah kita. Nah, untuk pendapat yang sau ini, bukan berarti salah total sih. Memang ada benernya juga, tapi itu terjadi hanya kalau kita ga bisa memanfaatkan waktu sebaik mungkin. UKM dan organisasi memang bisa dibilang penting, namun sekarang kuncinya adalah di diri kita masing-masing. Apakah kita mampu memaksimalkan dan menyeimbangkan waktu diantara keduanya?
Sekedar bercerita aja, aku sendiri mulai aktif organisasi saat SMP, aku menjadi staff OSIS selama 3 tahun full dan menjabat sebagai wakil ketua PMR juga saat itu. Dan emang, pengalaman yang didapet itu banyak, juga dapat mengasah kemampuan kita dalam mempertanggung jawabkan suatu hal. Ya temen-temen pasti tau kegiatan anak OSIS dan PMR itu gimana kan? Sebentar-sebentar rapat, ikut LDK, acaranya juga macem-macem kan. Nah tapi waktu itu aku sempet ngerasain kejenuhan, karena saat aku lagi nyaman-nyamannya belajar di kelas tiba-tiba ada panggilan untuk rapat OSIS. Apalagi kalo lagi pelajaran yang aku suka, agak bete sih tapi mau gimana lagi, ini juga salah satu pertanggungjawaban sebagai staff OSIS kan..
Kemudian saat SMA aku libur dulu organisasinya, cuma ikut UKM biasa, sampai kuliah dari awal semester 3 kemarin aku juga masih libur ikut organisasi, cuma ikut ukm biasa. Nah, masuk semster 4 ini agak mulai tertarik lagi deh.. XD
Jadi, sebenernya ikut organisasi itu ga salah dan bermanfaat tapi ya konsekuensinya kamu harus bisa mempertanggungjawabkan apa yang menjadi tanggung jawabmu baik terhadap orang tua maupun diri sendiri. Untuk masalah hal positif yang didapat pasti udah pada tau dong..
Jadi, semua kembali ke masing-masing individunya. Seperti judul dari postingan ini, Jadilah Mahasiswa yang Bijaksana! Jangan sampai ikutan hal kayaginian cuma gara-gara pengen eksis tapi malah ngaco. Boleh ikut ukm/organisasi yang penting membawa sesuatu yang positif bagi diri kamu sendiri, karena pahit manisnya kita dalam melakukan sesuatu hal kan yang ngerasain diri kita sendiri kan. Bisa dibilang kuliah itu tanggung jawab kita terhadap orang tua, namun organisasi tanggung jawab kita terhadap diri sendiri. Nah lho, pikirkan dengan matang ya :)
Masalah yang kedua, mengenai IP nih.. IP merupakan singkatan dari Indeks Prestasi yang bisa dikatakan semacam 'rapor' nya mahasiswa. Buat mahasiswa baru nih biasanya rasanya ga karuan banget kalo mau nerima IP pertama kan :D Ada yang bilang kalo buka SIA (Sistem Informasi Akademik) itu horor banget, ada yang sampe gamau cepet-cepet kepoin SIA dan lain-lain. Aku sendiri dulu waktu buka SIA untuk lihat IP pertama itu emang rasanya meennn! Luar biasa merinding! Kalau dapat nilai A sujud syukur deh langsung hehehe..
Yang menjadi topik disini, saat IP udah keluar seketika TL Twitter rame bangett ngucapin syukur dengan berbagai kicauan temen-temen terhadap berbagai hal tentang IP. Nah, tapii....kadang saat salah satu dari mereka mendapatkan ketidakpuasan terhadap hasil yang didapat dan seketika mereka memposting atau berbicara semacam "Ah IP bukan segalanya, IP ga menentukan masa depan, buat apa IP kalo softskill rendah" dan sebagainyaa.. Hal ini sangat berkebalikan dengan mereka yang puas terhadap hasil yang mereka dapat akan mengatakan " Terima Kasih Ya Allah IP kali ini luar biasa :) " .
Trus apa yang jadi masalah?
Menurut saya disinilah status kita sebagai mahasiswa akan diuji apakah kamu termasuk mahasiswa labil atau bukan. *huehehe* Seandainya kamu di semester pertama mendapat IP bagus dan berkicau seperti yang sudah saya contohkan, kemudian di semester berikutnya tiba-tiba IP kamu turun, apakah kamu juga akan berkicau seperti "Ah IP bukan segalanya, IP ga menentukan masa depan, buat apa IP kalo softskill rendah" juga?????
Inilah poin pentingnya, yang memang lagi-lagi pikiran dan orientasi setiap orang itu berbeda-beda. Ada temenku yang menganggap bahwa hanya IP satu-satunya yang bisa dia bawa ke kampung halaman bertemu orang tua karena ia merasa itu bentuk tanggung jawab dia terhadap orang tua untuk membuat mereka bangga. Menilik dari pendapat ini, bener juga sih. Orang tua meng-kuliahkan kita agar kita bisa jadi orang yang berguna yang juga mampu membanggakan orang tua kan? Coba kamu bayangkan seandainya kamu lulus dengan predikat lulusan terbaik dengan IPK 4,00! Bagaimana ekspresi orang tua kamu? Apa kamu bisa mengukur air mata bangga yang menetes dari kedua orang tua mu atas pencapaian yang kamu raih? Bagaimana perasaan kamu saat kedua orang tua kamu berkata "Ayah dan Ibu bangga sama kamu" ?
Ya itulah poin pentingnya! Orang tua manapun rela mengeluarkan biaya berapapun demi menyekolahkan anaknya dan membuatnya menjadi orang yang berguna.. Well, bukan sebagai patokan utama memang kalau kamu harus lulus dengan IPK 4,00 , tapi bagaimana kamu mempertanggungjawabkan kuliah mu terhadap orang tuamu! Itu dia!
Masuk ke bagian kedua dari topik ini, yang ujung-ujungnya nyambung lagi ke masalah softskill. Banyak juga pendapat "buat apa lulus cepet, IP bagus kalo softskill nol" Nah loh, kalo sama pendapat ini gimana nih temen-temen nilainya? Kalau dari hasil analisisku sih gini :
1. IP memang bukan segalanya, tapi saat kamu ingin bekerja di perusahaan besar dan hebat, biasanya yang jadi dilihat pertama kali adalah IP. Jadi kesimpulannya IP tetep penting kan?
2. Dalam bekerja di perusahaan yang seperti itu softskillnya harus oke! Bagaimana kamu berkomunikasi dengan orang lain, bagaimana kamu menyikapi masalah pekerjaan, bagaimana kamu mengatasi perbedaan pendapat diantara banyak rekan kerja, bagaimana kamu bekerja dibawah tekanan dan deadline, dan sebagainya.. Nah semua itu bisa dilatih saat kamu aktif berorganisasi. Jadi kesimpulannya, softskill juga penting kan?
Kalau ada pertanyaan "Gimana dengan orang-orang yang mampu mengatasi itu semua padahal dia bukan merupakan aktivis saat kuliah dulu? "
Nah, kalo buat masalah ini jawabannya ya "kembali ke masing-masing individunya" . Ada tipe individu yang supel dan pandai berkomunikasi meskipun tanpa mengikuti organisasi, tapi menurutku tipe seperti ini bisa dibilang dia orang yang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Yang paling penting dalam menjalin hubungan dengan orang lain emang komunikasi. Bahkan komunikasi adalah salah satu aspek yang menentukan keberhasilan hidup kita. semakin kita efektif dalam berkomunikasi, semakin kita mampu memahami orang lain. Dan untuk menjadi seorang komunikator yang baik bukan berarti orang yang banyak berbicara, tapi awalnya cukup dengan menjadi pendengar yang baik dahulu, sehingga kita mampu memahami dan merasakan apa yang lawan bicara kita ungkapkan. Nah kemampuan berkomunikasi ini sebenarnya mampu kita asah setiap hari di lingkungan kita, termasuk dalam organisasi yang kita ikuti. Dan yang paling penting, jangan sampai melupakan tanggung jawab kita terhadap orang tua :)
Kesimpulannya, tetap Jadilah Mahasiswa yang Bijaksana, jadilah mahasiswa dengan pikiran yang terbuka yang jangan hanya memandang suatu hal dari salah satu sisi saja.. Semua yang akan kita lalui dalam tahap perkuliahan ini kan semata-mata demi menjadikan kita generasi pelurus bangsa! Kita harus mampu meluruskan hal-hal yang menyimpang yang ada di tubuh negara ini sekarang, demi Indonesia yang lebih baik kan :) Nah, jadi pertanggung jawabkan kuliahmu dan luluslah dengan berbagai skill yang bisa kamu manfaatkan terhadap dunia! Sekian. :)
0 komentar:
Posting Komentar