Senin, Juni 23, 2014

Kaum Muda dan Kesadaran Politik

Huru-hara pemilu semakin terasa kental dari hari ke hari. Persiapan menuju tanggal 9 Juli mendatang juga merupakan aspek penting bagi berbagai pihak perpolitikan demi menentukan kehidupan Indonesia lima tahun yang akan datang. Di Indonesia, persiapan pemilihan umum ini memang menjadi hot topic yang akan selalu dibahas di manapun, terutama di media, baik itu dalam jenis media tradisional, elektronik, maupun online.

Menyoal media online, biasanya merupakan media yang paling efektif bagi peredaran berbagai informasi, karena tempo penyebarannya yang tegolong cepat. Faktanya media online justru lebih banyak digunakan oleh kaum muda atau remaja Indonesia dalam aktivitas penyebaran dan penyerapan informasi dalam berbagai aspek bahasan, termasuk berita dan isu mengenai perpolitikan Indonesia saat ini.
             
Media online memang lebih banyak digunakan oleh kaum muda sebagai hiburan dan pemenuhan kebutuhan untuk diakui dan dilihat oleh orang lain. Remaja juga memang merupakan active internet user dengan presentase terbesar pengguna media online. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, media online juga merupakan media yang efektif untuk menyebarkan berbagai berita mengenai pemilu ini. Namun yang menjadi pertanyaan, bagaimanakah seharusnya sikap remaja yang notabene sebagai generasi muda bangsa dalam memahami paparan media akan berita seputar pemilu dan berbagai situasi yang bergolak di tubuh negara ini?
            
 Remaja memang dianggap sebagai pihak yang aktif dan akan selalu up to date  dalam berbagai aspek yang menyangkut kehidupannya. Dengan adanya situasi dan pergolakan mengenai pemilihan umum calon presiden dan wakil presiden kelak, sebagai generasi yang fresh dan muda, kaum remaja haruslah memiliki kepedulian dan pengetahuan yang tinggi serta luas akan berbagai aspek yang dibahas. Hal ini bukanlah tanpa manfaat, apabila kaum remaja mampu memahami aspek ini, justru akan mendatangkan keuntungan bagi mereka sendiri pada perkembangan pemikiran dan kemampuan menganalisa suatu fenomena yang akhirnya dapat menumbuhkan suatu idealisme tersendiri bagi mereka. Hal inilah yang disebut sebagai kesadaran politik.
            
 Kesadaran politik semacam ini lah yang berguna membentuk karakter dan pemikiran mereka sebagai generasi muda atas persiapan dan ancang-ancang bagi Indonesia beberapa tahun yang akan datang, karena bagaimanapun juga kaum remaja yang sekarang adalah calon-calon penerus bangsa untuk beberapa tahun yang akan datang.
             
Sesungguhnya kaum muda bangsa ini bukanlah hanya berperan sebagai generasi penerus bangsa. Dalam tubuh bangsa ini masih sering terjadi pergolakan dalam berbagai aspek kehidupannya. Yang perlu disadari, bila bila kaum muda/remaja hanya berperan sebagai generasi penerus bangsa, yang ada segala pergolakan dan ketimpangan yang terjadi sekarang akan selalu terulang di masa yang akan datang. Oleh karena itu, sadarilah bahwa sesungguhnya kaum muda bangsa ini juga harus berperan sebagai generasi pelurus bangsa. Mereka harus mampu meluruskan hal-hal apa saja yang selama ini salah pada tubuh bangsa Indonesia ini demi menciptakan perubahan yang lebih baik di masa yang akan datang.
             
Lalu bagaimakah caranya agar kaum muda sekarang mampu berperan sebagai generasi pelurus bangsa secara maksimal? Sesungguhnya semua itu bisa dimulai dari adanya kesadaran politik pada masing-masing individu. Dengan memiliki kesadaran politik, kaum muda akan lebih mengerti dan memahami kondisi dan situasi yang ada sehingga mereka mampu memahami bagaimanakah sikap yang tepat untuk mampu menyumbangkan perubahan-perubahan pada tubuh bangsa Indonesia.
             
Memang terdengar sederhana, namun mampu berpengaruh besar apabila mereka mampu mengimplementasikannya secara tepat. Jadi, untuk para kaum muda, sangatlah penting untuk turut berpartisipasi dalam pemilihan presiden tahun ini. Karena dengan begitu, kaum muda sudah terbilang berproses untuk menjadi suatu generasi pelurus bangsa demi menciptakan Indonesia yang semakin baik di tahun-tahun yang akan datang.
Read More

Rabu, Juni 04, 2014

Oh Ternyata Begini Ilmu Komunikasi itu -Chapter 4, End-

Kembali lagi ke topik ini, topik yang mana penulis akan mengungkapkan mengenai hal-hal apa saja yang udah penulis dapat saat belajar di ilmu komunikasi ini. Ya meskipun penulis ga pinter-pinter banget ngungkapinnya di blog ini, tapi setidaknya penulis cuma pengen berbagi aja dan semoga bermanfaat bagi semua yang membacanya.

Setelah kita udah ngebahas sikap dan toleransi kemarin, sekarang aku mau masuk ke pembahasan mengenai kenapa sih manusia itu butuh dimengerti dan gimana aja caranya merelakan sesuatu yang mungkin tidak akan menjadi milik kita selamanya, serta bagaimana seharusnya kita mampu menjadi komunikator yang baik. Nah, untuk yang pertama yaitu mengenai kenapa sih manusia itu butuh dimengerti? Manusia tentu akan berasal dari keluarga dan latar belakang yang berbeda-beda. Perbedaan itulah yang kadang bisa berpotensi menimbulkan konflik dalam hubungan. Dengan adanya pengertian kita bisa mencoba untuk memahami sesuatu yang ada di orang lain tersebut dalam berbagai sisi. Jadi, memang seharusnya dalam hidup ini manusia janganlah hanya memandang dari satu perspektif/sisi aja. Jika manusia hanya melakukan hal tersebut, yang ada justru mereka tidak akan pernah bisa mencoba buat mengerti orang lain yang pada akhirnya malah memberi kesempatan orang lain untuk tidak menghargai kita. Terlalu "saklek" dalam suatu hal sebenarnya tidak selalu memberikan keuntungan, namun kalau sudah mencakup masalah prinsip semua itu tergantung dan balik pada masing-masing individunya. Dengan kita mengerti orang lain, tentu orang lain juga akan mengerti kita. Sadarilah sesungguhnya apapun yang ada di dunia ini akan selalu ada "feedback" nya, kalau memang kita ingin dimengerti ya kita juga harus mengerti orang lain. Dengan begitu kita akan merasakan bagaimana rasanya menjalani hidup dengan berpegang teguh pada prinsip kita namun tetap ada orang lain yang mengahargai prinsip kita tersebut.

Yang kedua adalah mengenai bagaimanakah caranya merelakan sesuatu yang mungkin tidak akan menjadi milik kita selamanya. Contoh simple aja mungkin kadang kita merasakan kesusahan, namun tidak selamanya kesusahan itu milik kita. Kadang kita juga merasakan kesenangan, namun juga suatu saat kita harus merelakan kesenangan itu pergi untuk sementara. Dalam konteks hubungan antarmanusia, terkadang Tuhan menciptakan manusia untuk hadir di hidup kita, ada yang memberi kebahagiaan ada juga yang melukis "warna gelap". Namun semua itu tidak akan terpisah dari konflik yang akan menentukan bagaimanakah kelanjutan hubungan kita. Terkadang kita sulit merelakan orang-orang yang harus pergi dari kehidupan kita yang dulunya telah banyak melukiskan kisah indah. Apalagi kalau perginya itu karena sebelumnya ada konflik yang terjadi. Namun sesungguhnya kita harus menerapkan prinsip bahwa memang perpisahan itu hal yang paling buruk dan menyakitkan, namun percayalah mungkin kita perlu bahagia dengan cara kita masing-masing.

Ingat, tidak selamanya ko kesusahan itu akan selalu bersama kita. Kalaupun kita menemui orang-orang yang ternyata tidak mau lagi berlama-lama dalam kehupan kita, atau dengan kata lain mereka memilih untuk pergi, ya relakanlah. Kenangan yang sudah terbentuk biarlah menjadi memori yang tidak akan pernah dilupakan, namun jangan sampai menimbulkan suatu keterpurukan bagi diri kita sendiri. Sesungguhnya kita di dunia ini tidaklah sendiri, saat ada orang yang lebih memilih pergi dair kehidupan kita, biarlah dia pergi. Mungkin dengan seperti ini lah cara Tuhan membahagiakan masing-masing dari kita. Meskipun kerusakan hubungan yang ada akan selalu ada presentase yang disumbangkan karena kelakuan kita sendiri, namun sesungguhnya memang tidak ada manusia yang sempurna.

Selanjutnya, unutk menjadi komunikator yang baik sebenarnya tidaklah susah. Untuk menjadi komunikator yang baik jadilah pendengar yang baik terlebih dahulu. Secara sederhana, bila kita dihadapkan pada situasi ada teman kita yang berniat curhat kepada kita secara langsung, ada baiknya kita dengarkan dahulu dengan seksama. Letakkan ponsel kita terlebih dahulu saat ada orang lain yang lebih membutuhkan kita. Kadang orang yang percaya kepada kita untuk menceritakan masalahnya, hanya butuh didengarkan walaupun mungkin kadang kita tidak selalu bisa memberikan solusi. Setelah menjadi pendengar yang baik, selanjutnya kita usahakan untuk memahami akar masalahnya dan kalau memang mau menanggapi, berikan tanggapan yang positif dan hati-hati. Jangan terlalu memandang sebelah mata kalau memang hal yang mereka ceritakan bertentangan dengan prinsip kita, namun cobalah untuk melihat lebih dekat dan kita akan bisa menilai dengan lebih bijaksana. Untuk tahap selanjutnya, hal-hal yang sudah kita dnegarkan itu dapat kita analisis secara pribadi, renungkan, dan jadikan bahan belajar bagi diri kita sendiri. Kan kita belajar juga bisa dari pengalaman orang lain bukan?

Ilmu komunikasi mengajarkan bagaimana kita memahami orang lain, memahami cara bersikap, dan memahami bahwa manusia di dunia ini tidak ada yang sempurna. Berhentilah menuntut kesempurnaan dan buat kesempurnaanmu dengan orang-orang yang kau sayangi sendiri. Janganlah terlalu memaksakan kehendak dan menjunjung tinggi keegoisan. Semua itu hanya akan mendatangkan malapetaka bagi diri kita sendiri.

Mungkin semua yang sudah saya tulis terdengar sepele, dan merasa bahwa tanpa mempelajari ilmu komunikasi pun smeua manusia mampu melakukannya. Ya memang hal tersebut bisa saja terjadi, namun saya merasa lebih kuat memahami semua itu apabila memang ada ilmunya dan berdasarkan  realitas dan pengalaman yang tercipta. Masih banyak aspek di ilmu komunikasi yang bisa dipelajari, namun saya lebih mengangakt hal ini karena memang saya kini  benar-benar menyadari bahwa komunikasi memang merupakan hal yang terdengar sepele namun sesuatu yang esensial bagi manusia. Semua manusia memang bisa melakukan komunikasi, namun tidak semuanya bisa berkomunikasi secara efektif dan efisien.

Mungkin itu sedikit catatan saya yang ingin saya bagi mengenai hal-hal apa saja yang sudah saya dapatkan selama belajar di jurusan ini. Sebenarnya masih banyak lagi yang bisa saya ungkapkan, namun saya masih harus banyak merenungkan semuanya dulu. Saya tidak ada maksud untuk menggurui, hanya sekedar berbagi saja apa yang saya rasakan dan alami selama ini. Semoga kita semua bisa menjadi manusia yang lebih berkualitas :)
Read More

Selasa, Juni 03, 2014

Oh Ternyata Begini Ilmu Komunikasi itu -Chapter 3-

Kembali lagi ke pembahasan sebelumnya ya.. Jadi pokoknya yang penulis tulis disini masih seputar konteks hubungan antar manusia aja ya, belum mengarah ke konteks yang lebih spesifik dalam mata kuliah ilmu komunikasi ini. Dan kemarin penulis udah mbahas tentang sikap, yang ternyata akan selalu menjadi aspek yang penting dalam kaitannya dengan kualitas diri kita dan kualitas hubungan kita dengan orang lain.

Selanjutnya aku pengen bahas tentang gimana sih sebenarnya kita memahami orang lain itu? Jadi, berdasar ilmu yang aku usaha serap dalam proses perkuliahan kali ini manusia kan emang akan selalu mempunyai empat kategori hubungan antarpersona. Keluarga, Sahabat, Hubungan Romantis, dan Rekan kerja. Nah, dari yang mulai konteks keluarga dulu deh, orang-orang yang ketemu sama kita setiap hari, dari kita kecil sampai sekarang. Sama keluarga sendiri aja, kadang kita juga punya masalah kan? Entah itu hanya seputar bete-betean, tapi ya tetep aja pernah punya perasaan ga enak sama mereka. Itu sama mereka yang notabene sedarah sama kita loh, aja bisa bete-betean, apalagi sama orang lain yang ga punya hubungan darah dan mungkin berasal dari latar belakang yang berbeda. Nah disinilah masuk kedalam kategori Sahabat dan Hubungan Romantis.

Gak ada kan manusia yang mau hidup sendiri, dan ga mungkin ada manusia yang ga punya sahabat dan tidak pernah menjalin hubungan romantis sekalipun. Hal ini lah yang membuat manusia akan melewati suatu proses pendewasaan diri dalam hidupnya. Dalam konteks persahabatan dan hubungan romantis ini memang berbeda dengan konteks keluarga. Mereka adalah orang-orang yang pasti memiliki latar belakang kebudayaan dan pemikiran dari kita. Nah, justru hal inilah yang berpotensi menyebabkan konflik paling besar. Sebenarnya kategori Rekan Kerja juga masuk kedalam lingkup ini, karena mereka sama-sama orang yang berasal dari darah yang berbeda dari kita.

Dalam kategori ini lah yang kadang kita memiliki beberapa konflik yang justru kadang ada yang tidak bisa diselesaikan. Bagaimanapun juga, dengan adanya perbedaan pikiran dan latar belakang membuat kita tidak boleh memaksakan kehendak kita kepada mereka. Sebagai anak komunikasi, harusnya kita mulai memahami bahwa segala sesuatunya tidak akan pernah dikomunikasikan secara efektif apabila kita tidak memiliki perasaan empati kepada orang lain. Kita tidak bisa memaksakan orang lain untuk memakai "baju kita". Kita tidak bisa memaksakan orang lain untuk mengerti kita secara keseluruhan dan kita tidak bisa membiarkan orang lain merubah diri kita juga. Disinilah letak toleransi dan pengertian menempati urutan pertama dalam konteks hubugan antarmanusia.

Jangan sampai kita mengalami kesalahpahaman dalam berkomunikasi, namun akhirnya justru menimbulkan konflik yang membuat hubungan kita dengan orang lain tersebut menjadi berantakan.
Memang terkadang susah menjaga dan mempertahankan suatu hubungan yang sudah terbina dengan baik, namun bagaimanapun hal ini adalah aspek penting bagi kehidupan kita. Dalam mengaplikasikannya setidaknya kita harus memiliki keyakinan bahwa sesungguhnya dalam memandang suatu hal janganlah hanya dari satu sisi saja, namun cobalah tengok dari sisi lain. Dengan begitu kita akan mencoba belajar untuk memahami hal dari berbagai sisi yang akhirnya dapat membentuk kecenderungan kita untuk memahami situasi dan orang lain.

Mungkin terdengar sepele, namun jujur saja saya sudah sering mendengar hal-hal semcam itu dikatakan oleh motivator atau dari buku-buku, namun ternyata saat saya sudah mempelajari sendiri dan mengerti ilmunya, saya lebih percaya, bahwa hal-hal sepele tersebut seharusnya juga tidak boleh disepelekan oleh anak komunikasi.

To be Continue.
Read More

Senin, Juni 02, 2014

Oh Ternyata Begini Ilmu Komunikasi itu -Chapter 2-

Hallo penulis balik lagi, mau bahas tentang lanjutan chapter kemarin, tentang apa aja sih yang udah penulis rasain selama kuliah di jurusan ilmu komunkasi ini. Nah, kemarin kan aku bilang kalo di jurusan komunikasi ini aku dapet banyak ilmu tentang kehidupan dan hubungan antar manusia. Jadi, di dalam jurusan ilmu komunikasi itu sejauh yang aku pelajari ini ada mata kuliah Komunikasi Keluarga, Komunikasi Antarpersona, dan Psikologi Komunikasi. Mata kuliah itulah yang didalamnya berkaitan dengan ilmu-ilmu dalam menyikapi hubungan antar manusia.

Pada dasarnya manusia itu akan selalu memiliki 4 relasi antarpersona, yaitu Keluarga, Sahabat, Hubungan Romantis, dan Relasi Rekan Kerja. Jadi, dalam kehidupan manusia, mereka akan selalu menemui orang-orang yang tergolong di dalam masing-masing kategori tersebut. Nah, tinggal bagaimana caranya agar individu tersebut mampu melaksanakan dan menjaga kualitas hubungan dan proses komunikasi dengan mereka. Setelah mempelajari itu semua aku jadi tau kalau ternyata kita hidup juga ga melulu sama orang-orang yang itu-itu aja. Suatu hari nanti pasti bakal ada orang yang datang dan pergi dalam kehidupan kita. Namun, kapanpun itu waktunya, tugas kita sebenarnya adalah menjaga bagaimana agar hubungan yang telah kita jalin sebelumnya dapat tetap memiliki cerita indah bukanlah menjadi cerita kelam yang tak ingin diingat.

Namun, aku menyadari bahwa sesungguhnya manusia juga merupakan makhluk yang tidak pernah luput dari kesalahan. Pasti akan selalu ada hal-hal seseorang yang dirasa tidak cocok oleh orang lain. Namun kita sesungguhnya harus mampu menyikapinya dengan bijaksana. Manusia tidak akan pernah lepas dari persepsi. Nah, persepsi ini sebenarnya udah dipelajari dari semester satu di jurusan ilmu komunikasi ini, namun dengan mempelajari persepsi ini aku jadi ngerti bahwa ternyata memang persepsi merupakan inti dari komunikasi. Implikasinya adalah bahwa persepsi kita terhadap orang lain itu akan mempengaruhi cara kita berkomunikasi dengan orang tersebut. Nah, dari poin ini aku belajar bahwa sesungguhnya sikap kita sangatlah penting saat kita melakukan interaksi antar manusia. Akhirnya aku menyadari bahwa sesungguhnya sikap kita itu akan selalu dilihat oleh orang lain, dan akan selalu dinilai oleh mereka, yang akhirnya membentuk persepsi kita terhadap diri kita meskipun tidak mereka ungkapkan secara langsung. Jadi, memang pada dasarnya sikap merupakan aspek yang penting dalam kehidupan kita. Bahkan, meskipun kita anak komunikasi, kadang sikap kita lebih penting dan mampu memberikan kontribusi yang besar daripada apa yang kita bicarakan. Atau dengan kata lain cara kita menyampaikan sesuatu kadang lebih penting daripada pesan yang kita bawakan.

To Be Continue :D
Read More

Minggu, Juni 01, 2014

Oh Ternyata Begini Ilmu Komunikasi itu -Chapter 1-

Di awal bulan Juni ini, aku pengen nulis tentang renungan dan pengamatan yang aku lakukan selama dua tahun ini setelah saya resmi menjadi mahasiswi komunikasi. Hehehehehe.. Jujur aja, aku seneng banget jadi anak komunikasi, maksudnya ini jurusan  emang karena aku punya minat yang besar disini. Awalnya dengar jurusan komunikasi ini memang aku langsung tertarik dengan jenis-jenis mata kuliah yang akan dipelajari. Dan yaahh..saat aku bener-bener resmi masuk jurusan ini jelas aku sangat senang, dan berusaha menekuni ilmu yang aku pelajari ini.

Sebelumnya, pengen cerita dulu tentang kehidupanku di SMA dengan kehidupanku di bangku kuliahan. Ternyata sangat berbeda. Ibaratnya kita kaya melewati sebuah sungai yang lebar sekali, tapi ga ada jembatannya. Nah, disinilah kita harus mikir gimana caranya agar kita bisa menyebrangi dengan lancar dan selamat di seberang sungai. Yah begitulah,  saat aku masih SMA semuanya terasa begitu indah, begitu heboh, rame, seru, dan lain-lain. Namun saat masuk bangku kuliah, semuanya seolah berubah. Aku mulai merasakan perbedaan yang signifikan dalam hal tugas dan kehidupan sehari-harinya. Dan yang lebih terasa berbeda lagi, sejak aku memasuki bangku kuliah masalah dalam hidupku menjadi lebih kompleks. Maksudnya apapun yang aku hadapi menjadi lebih rumit yang kadang tidak bisa langsung diselesaikan. Banyak masalah yang menghadang entah itu dalam berbagai aspek. Sungguh ini fakta!

Nah dari situlah aku mulai berpikir, merenung, dan mencoba memahami bahwa ternyata kehidupan ini memang berputar. Tidak selamanya kita akan bersenang-senang terus dan tidak selamanya kita akan bersakit-sakit terus. Apalagi akhir-akhir ini aku mendapatkan suatu "hantaman" yang sempat membuat hari-haiku tidak nyaman. Namun, entah mengapa aku merasa mendapatkan semua penyelesaian masalah yang ada dari ilmu-ilmu yang aku dapat, yaitu ilmu komunikasi.

Dalam jurusan ini, aku sudah banyak belajar berbagai hal yang ternyata jurusan ini  kita mempelajari tidak hanya seputar teori-teori dalam aspek akademis saja, namun juga terdapat teori-teori dalam aspek kehidupan. Nah inilah spesialnya ilmu komunikasi! Dalam jurusan ini ternyata aku belajar mengenai aspek kehidupan, hubungan antar manusia, pengendalian diri, psikologi dll. Pokoknya segala hal yang harus dilakukan dalam kehidupan kita untuk bisa menjalani hidup.

Nah, sejak aku belajar semua itu, akhirnya aku mulai menyadari hal-hal yang mungkin terdengar sepele, namun ternyata sangat penting bagi seluruh manusia, termasuk orang-orang yang sebenarnya bukan mahasiswa komunikasi. Hal-hal penting apa aja sih itu? Oke aku bakal menguraikan namun pada chapter sleanjutnya ya.. heheheheh ;)
Read More